JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia dalam kondisi terjaga. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global dan nasional.
Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi OJK Y. Santoso Wibowo mengatakan, inflasi Januari 2018 terpantau turun, kinerja eksternal naik sejalan dengan tren global, serta akumulasi cadangan devisa terpantau meningkat.
"Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi kuartal-IV 2017 masih meningkat secara moderat dan perbaikan indikator sektor riil masih terbatas," ujar dia dalam konferensi pers di Gedung OJK, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Baca juga:Penghimpunan Dana di Pasar Modal Capai Rp22 Triliun hingga Akhir Februari
Dia menjelaskan di pasar keuangan domestik, meskipun terdapat aksi jual atau net sell nonresiden sebesar Rp9,14 triliun di bulan Februari 2018, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu terus melanjutkan penguatan. Per 23 Februari IHSG menguat tipis O,2%.
Di sisi lain imbal hasil atau yield SBN tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing naik sebesar 4 bps, 28 bps, dan 18 bps. Dimana ini didorong oleh net sell nonresiden di pasar SBN sebesar Rp13 triliun pada Februari 2018.
"Kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan pada Januari 2018 masih berada pada level yang moderat," ujar dia.
Baca juga: OJK Tetapkan Kenaikan Modal Kerja Perusahaan Sekuritas Tahun Ini
Sementara itu, kredit perbankan Januari 2018 menunjukkan tumbuh sebesar 7,40% yoy, lebih rendah dibandingkan Desember 2017 sebesar 8,24% yoy. Adapun piutang pembiayaan tumbuh sebesar 6,92% yoy juga lebih rendah dari Desember 2017 sebesar 7,05% yoy.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan tercatat tumbuh sebesar 8,36% yoy, tumbuh lebih rendah dari Desember 2017 sebesar 9,35% yoy.
Sementara, premi asuransi jiwa tumbuh sebesar 44,78% yoy, lebih tinggi dari Desember 2017 yg mencapai 33,43% yoy. Sedangkan asuransi umum/reasuransi tercatat tumbuh 22,93% yoy, melampaui angka pertumbuhan di Desember 2017 sebesar 6,29% yoy.
"Hingga 27 Februari 2018 penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp22 triliun dengan jumlah emiten baru yang tercatat satu perusahaan", katanya.
Baca juga: Optimisme Pasar Modal Menyambut Tahun 2018
Santoso juga mengatakan, risiko Lembaga Jasa Keuangan baik risiko kredit, pasar, dan likuiditas di Januari 2018 berada pada level yang dapat dikelola dengan baik.
Dimana rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,86% dan rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat 2,95%.
(Dani Jumadil Akhir)