JAKARTA - Pemerintah siap bekerja sama dengan Pemerintah India di sektor infrastruktur. Sektor-sektor yang menarik dikerjasamakan diantaranya sektor kebandarudaraan, listrik, hydropower, maupun pelabuhan.
Menteri Koordinator Bidang Ke maritiman Luhut Binshar Padjaitan mengatakan, perusahaan di India pada dasarnya sudah banyak ekspansi ke Indonesia.
“Mereka ini sudah ada di Indonesia melalui bidang farmasi. Sektor informasi dan teknologi juga mereka maju se kali,” ujar dia seusai membuka Forum Infrastruktur India-Indonesia ke-1 yang digelar di Hotel Ritz Carlt on, Jakarta, Senin 20 Maret 2018.
Hadir dalam forum tersebut Duta Besar India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat serta perwakilan delegasi bisnis dari India. Selain itu hadir Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta pejabat terkait lain diantaranya perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat maupun perwakilan pimpinan BUMN.
Luhut menegaskan, perwakilan India hanya menanyakan perihal regulasi di Indonesia untuk selanjutnya ke depan akan di rumuskan kebijakan-kebijakan memudahkan India berinvestasi di dalam negeri.
“Setelah kita jelaskan, mereka gembira bahwa regulasi kita sangat kompetitif. Kalau itu selesai, kita rumuskan tax allowance mau pun tax holiday.Tentu kita akan perhatikan juga dari jumlah investasinya,” ujarnya.
Sejumlah kerja sama yang siap dilaksanakan di antaranya pem bukaan penerbangan langsung dari India ke Indonesia melalui bandara-bandara, seperti Silangit, Batam, Yogyakarta, serta Bangka Belitung.
“Bisa Air - Asia, Batik Air, bahkan Garuda. Sedangkan India juga punya maskapai, seperti Jet Air ways yang memungkinkan terbang langsung ke bandara-bandara kita di dalam negeri,” ujarnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Pemerintah Indonesia menghendaki adanya foreign investor yang mampu mengelola pelabuhan maupun bandara-bandara di Indonesia.
“India ini ekonominya tumbuh besar sekali. Indonesia memiliki hubungan baik sejak lama. Kita harapkan hubungan itu bisa ditingkat kan,” ungkapnya.
Sektor bandara, kata Menhub Budi Karya, bisa dilakukan melalui kerja sama operasi. Sejumlah bandara yang menarik di kerjasamakan diantaranya Bandara Kualanamu dan Bandara Balikpapan.
“Di luar itu, ada bandara-bandara berskala menengah, seperti Bandara Raden Inten Lampung, Tarakan, dan Labuan Bajo,” kata dia.
Sementara untuk sektor pelabuhan yang bisa dikerjasamakan meliputi Pelabuhan Kuala Tanjung dan Pelabuhan Bitung. “Yang available itu mestinya di Kuala Tanjung dan Bitung. Dalam skala lebih kecil ada banyak pelabuhan di Indonesia bagian tengah,” ujarnya.
Duta Besar India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat mengatakan, sektor bandar udara dipandang sebagai sektor menarik di kerjasamakan. India, kata Pradeep, punya pengelola bandara berpengalaman. Selain itu, terdapat sejumlah perusahaan yang sudah bekerja sama lebih dulu dengan pengelola bandara di Bali melalui PT Angkasa Pura I.
“Saya pikir, Indonesia adalah tempat menarik untuk berinvestasi, bukan hanya mengingat sejarah masa lalu, tapi juga potensi ekonomi ke dua negara yang diperhitung kan di Asia,” ujarnya.
Forum Infrastruktur India-Indonesia ke-1 diselenggarakan oleh Kedutaan Besar India bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Perwakilan India juga dihadiri 30 delegasi tingkat tinggi diantaranya para pemimpin perusahaan di sektor infrastruktur dibidang pelabuhan, bandara, tenaga listrik, manajemen sumber daya air, pelayanan kesehatan, serta industri teknologi digital. Ada pun perusahsaan-perusahaan terkemuka India yang hadir pada forum tersebut diantaranya Tata Power, TCS, Adani, Iax Hospitals, serta maskapai Jet Airways.
Ekspansi ke Cilegon
Salah satu langkah konkret yang siap diwujudkan melalui ker ja sama India-Indonesia adalah ekspansi operator pelabuhan terbesar India, Adani Port. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, operator pelabuhan di India tersebut bakal ekspansi ke Indonesia mengelola Pelabuhan Cilegon di Provinsi Banten.
“Dengan menggandeng perusahaan swasta nasional, saya kira Adani bisa mengelola pelabuhan berkapasitas dua juta TEUs ini. Eksekusinya bisa tahun ini dengan investasi yang tak kurang dari Rp5 triliun,” ujar dia.
Menurut Budi, kehadiran ope rator pelabuhan asing akan men dorong kompetisi yang sehat di bidang kepelabuhanan. “Selain itu, kita berharap kompetisi ini akan sehat sehingga memberi efisiensi dalam meningkatkan level of service yang telah ada,” katanya.
Adani Port merupakan bagian dari Adani Group yang memiliki empat pilar bisnis meliputi bisnis pelabuhan, terminal, logistik, kawasan industri, serta reklamasi. Saat ini Adani Group mengelola 10 pelabuhan besar di India.
(ichsan amin)
(yau)
(Rani Hardjanti)