Pelemahan Rupiah Mempengaruhi Kinerja Industri Automotif

Giri Hartomo, Jurnalis
Kamis 02 Agustus 2018 20:19 WIB
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS (Foto: Okezone)
Share :

TANGERANG - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut jika pelemahan nilai tukar Rupiah yang terjadi belakangan ini berpengaruh terhadap industri. Tak terkecuali bagi industri di sektor automotif.

Menurut Airlangga, salah satu yang paling mempengaruhi industri automotif ditengah pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat adalah sisi produksi. Menurutnya, jika Rupiah melemah maka akan ada peningkatan harga produksi.

Dibeberapa brand bahkan sampai harus menaikan harga jual produk jadinya. Sebab jika tak terjual, perusahaan tersebut akan mengalami kerugian karena antara produksi dan harga jual tidak seimbang.

Meskipun begitu, lanjut Airlangga, tidak semuanya perusahaan menaikan harga. Sebab ada beberapa juga yang justru mayoritas produksinya berasal dari local content. Artinya perusahaan tersebut tidak perlu mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk memproduksi. Sebab, kebanyakan perusahaan yang terpengaruh adalah mereka yang mengandalkan impor bahan baku.

"Tentu pelemahan Rupiah itu selalu berpengaruh, tapi untuk industri yang 70% local content itu termitigasi," ujarnya saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Kamis (2/8/2018).

Sementara itu, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan, meskipun menggunakan local contennya, namun pada dasarnya bahan baku tersebut juga banyak mengandung unsur impor. Artinya, jika semakin mahal maka akan ada kebijakan perusahaan untuk menaikan harganya.

"Tadi pak Menteri katakan, untuk kendaraan dengan local content tinggi sudah gak gitu pengaruh. Namun harus diingat, local content pun masih banyak mengandung unsur-unsur yang masih impor," jelasnya.

Namun lanjut Nagoi, dirinya belum bisa mengetahui rinciannya kenaikan dari harga mobil tersebut karena pelemahan rupiah. Sebab menurutnya, masing-masing perusahaan memiliki kebijakannya masing-masing.

"Kalau Rupiah sudah bertengger di Rp14.500 itu akan ada dampaknya. Masing-masing merk berbeda-beda impactnya. Hitung-hitungan biaya produksi itu satu fakta. Kenaikan harga adalah kebijakan masing-masing APM. Jadi kita tidak tahu. Yang jelas ada dampak kenaikan biaya produksi," jelasnya.

(feb)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya