JAKARTA – Meskipun mencatat perolehan laba bersih pada semester I-2018 meningkat 31,11% menjadi sebesar Rp181,48 miliar, namun hal tersebut tidak mempengaruhi rating PT Modernland Realty Tbk (MDLN) untuk naik peringkat. Pasalnya, lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s Global Ratings merevisi outlook dari PT Modernland Realty Tbk dan surat utangnya dari stabil menjadi negatif, meskipun tetap mempertahankan peringkatnya B menimbang adanya resiko refinancing.
MDLN memiliki surat utang senilai USD58 juta yang akan jatuh tempo pada Agustus 2019 dan Rp450 miliar pinjaman bank domestik yang akan jatuh tempo pada Juni 2019. S&P menilai, likuiditas perusahaan akan mendapat tekanan bila tidak ada refinancing. Kebutuhan terhadap refinancing menjadi sangat mendesak dalam 12 bulan ke depan, meskipun kinerja operasional perseroan sejauh ini masih sejalan dengan harapan S&P.
Pihak S&P tidak yakin Modernland memiliki arus kas internal yang cukup untuk melunasi utang jatuh temponya pada pertengahan 2019, bahkan jiga perseroan menyesuaikan lagi pengeluaran modalnya. Oleh karena itu, dalam siaran persnya di Jakarta, S&P menilai MDLN sangat tergantung pada pasar finansial dan relasinya dengan perbankan untuk memenuhi kebutuhan refinancing-nya.
S&P memahami bahwa MDLN saat ini sedang mengupayakan berbagai opsi untuk membiayai kembali utangnya.Likuiditas MDLN akan meningkat jika berhasil melunasi utangnya dalam beberapa bulan ke depan dengan menggantinya dengan utang jangka panjang. Namun, berhasil tidaknya upaya tersebut dan waktunya masih belum menentu.