JAKARTA - Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Juli 2018.
Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.505,6 triliun pada Juli 2018 atau tumbuh 6,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,9% (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman mengatakan, pertumbuhan M2 didorong oleh pertumbuhan uang kuasi yang memiliki pangsa 74,6% dari total uang beredar.
Uang kuasi pada Juli 2018 tumbuh 6,2% (yoy) mencapai Rp4.105,2 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,2% (yoy).
“Peningkatan pertumbuhan uang kuasi tersebut sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan yang juga terakselerasi dari 6,3% (yoy) menjadi 6,4% (yoy) pada Juli 2018,” kata Agusman di Jakarta.
Dia mengatakan, peningkatan pertumbuhan M2 pada Juli 2018 didorong oleh ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat (Pempus) dan akselerasi pertumbuhan kredit.
Pada Juli 2018 pertumbuhan kewajiban kepada pemerintah pusat turun menjadi sebesar 11,4% (yoy), lebih lambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 21,1% (yoy).
“Hal ini sejalan dengan berkurangnya simpanan Pempus sehubungan dengan adanya pembayaran gaji ke-13 PNS serta penyaluran transfer daerah berupa dana bagi hasil dan dana alokasi khusus (DBH/ DAK),” paparnya.
Sementara itu, tagihan kepada sektor lainnya meningkat didorong oleh peningkatan pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan pada Juli 2018.
Dia mengungkapkan, akselerasi pertumbuhan M2 sedikit tertahan oleh perlambatan pertumbuhan komponen M1 yang tercatat sebesar 7,0% (yoy) pada Juli 2018, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,2% (yoy).
Perlambatan M1 dipengaruhi oleh simpanan giro rupiah yang tumbuh melambat dari 8,5% (yoy) menjadi 3,2% (yoy) utamanya pada golongan nasabah korporasi. (Kunthi Fahmar Sandy)
(Dani Jumadil Akhir)