Dalam kesempatan tersebut, Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto menambahkan, perlambatan terjadi pada DPK dengan denominasi Rupiah maupun valuta asing (valas). Namun paling lambat terjadi pada DPK denominasi valas.
Perlambatan ini disebabkan pembayaran impor dan pembiayaan proyek pembangunan infrastruktur pada semester pertama tahun ini. "Disamping juga karena memang pemerintah menerbitkan surat-surat berharga SBN (Surat Berharga Negara)," jelasnya.
Erwin menyatakan, penurunan DPK juga banyak ditimbulkan dari koorporasi yang memang mengurangi pinjaman dari luar negeri. Hal ini membuat belanja modal koorporasi menggunakan dana kas perusahaan sendiri.
Baca Juga: Tingginya Suku Bunga Kredit di RI, Daya Saing Produk Lokal Rendah