JAKARTA - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Freeport McMoRan Inc, dan PT Rio Tinto Indonesia telah resmi menandatangani Sales Purchase Agreement (SPA) dan perjanjian lainnya pada hari ini.
Terkait hal itu, Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa pendanaan untuk membayar akuisisi Freeport akan dibantu oleh sindikasi dari 11 bank asing. Di mana pada bulan November 2018 dana-dana itu sudah tersedia.
Baca Juga: Soal Divestasi 51% Saham Freeport, Sri Mulyani: Proses Ini Pelik
"Kami berharap dokumen-dokumen administrasi yang dibutuhkan bisa selesai per November mendatang, sehingga transaksi bisa selesai seluruhnya sebelum akhir tahun," kata Budi Kementrian ESDM Jakarta, Kamis (27/9/2018).
Sementara itu, Rini Soemarno menginginkan, agar semua pihak bisa transparan terkait kepemilikan 51% saham Freeport oleh PT Inalum. Bahkan tranparansi itu harus di jaga betul. Seperti dari sisi penerimaannya dijaga.
Baca Juga: Mesranya Menteri Jonan dengan Bos Besar Freeport
"Kami memang diingatkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi), harus transparan yang terbaik untuk Indonesia makanya, saya sama Bu Menteri Sri Mulyani dan Pak Jonan selalu berkomunikasi. Jadi Alhamdulillah ini sudah terjadi dan ini nilainya sudah di confirm oleh BPKP bahwa wajar," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, dengan ditandatanganinya perjanjian ini, Pemerintah akan menerbitkan IUPK dengan masa operasi maksimal 2x10 tahun sampai tahun 2041.
"Kewajiban PTFI untuk membangun pabrik peleburan (smelter) tembaga berkapasitas 2 sampai 2,6 juta ton per tahun akan terus kami monitor dan evaluasi perkembangannya, sehingga diharapkan dapat selesai dalam waktu kurang dari 5 tahun,” kata Jonan.
(Feb)
(Rani Hardjanti)