“Sebagai bank BUMN, kami juga terus menjaga konsistensi dalam mendukung program-program strategis pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan mendorong pemerataan pembangunan,” kata Sulaiman.
Contoh lain dukungan tersebut juga terlihat pada penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang mencapai Rp 13,45 Triliun hingga September 2018 kepada 201.235 debitur, atau telah mencapai 76,6% dari target Rp 17,56 triliun. Adapun 49,4 % dari nilai tersebut atau Rp 6,65 triliun disalurkan kepada sektor produktif, yakni pertanian, perkebunan, industri pengolahan, dan jasa produksi. Sejak pertama kali disalurkan hingga September 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp Rp 61,79 Triliun triliun kepada lebih dari 1,19 juta debitur yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Berdasarkan arahan Kemenko Perekonomian pada Juli lalu, memang target penyaluran KUR Bank Mandiri tahun ini ditambah menjadi Rp 17,56 triliun, sesuai harapan perseroan untuk dapat memberikan dampak yang lebih besar lagi kepada masyarakat. Kami optimis dapat memenuhi mandat baru itu, seiring keberhasilan kami memenuhi target awal Kementerian, per September kemarin ,” katanya.
Sulaiman juga mengungkapkan, Bank Mandiri terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan dengan memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah, menjaga pertumbuhan biaya operasional serta penyaluran kredit yang lebih prudent baik di segmen Wholesale dan Retail.
“Pada triwulan III-2018, dana murah Bank Mandiri mencapai Rp 535,8 triliun dengan rasio dana murah terhadap total DPK tercatat sebesar 64,46%, dana murah tersebut meningkat 8,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan itu ditopang oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 23,8 triliun menjadi Rp 331,6 triliun, dan kenaikan giro sebesar Rp 19,4 triliun menjadi Rp 204,2 triliun. Sedangkan biaya dana Bank Mandiri non-konsolidasi juga berhasil diturunkan menjadi 2,50% dari posisi akhir September tahun lalu yang mencapai 2,79%,” kata Sulaiman.
(Abu Sahma Pane)