Komentar Trump Bikin Harga Minyak Turun Lagi

, Jurnalis
Selasa 13 November 2018 07:48 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

NEW YORK - Harga minyak mentah AS turun untuk sesi ke-11 berturut-turut, rekor paling panjang sejak kontrak mulai diperdagangkan, mundur dari reli di awal sesi ketika Presiden AS Donald Trump mengatakan dia berharap tidak akan ada pengurangan produksi minyak.

Komentar Trump menyusul pernyataan dari menteri energi Arab Saudi yang mengatakan bahwa OPEC sedang mempertimbangkan pemotongan pasokan tahun depan, mengutip permintaan yang melemah. Arab Saudi telah menyatakan keprihatinan bahwa sanksi-sanksi AS telah menghilangkan lebih sedikit minyak dari pasar daripada yang diperkirakan.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), turun 26 sen AS per barel menjadi menetap di USD59,93. Penurunan ini menandai penurunan harian ke-11 berturut-turut, terbesar sejak kontrak mulai diperdagangkan, menurut data dari CME Group.

Baca Juga: Harga Minyak Turun 10 Hari Berturut-turut, Terparah Sejak 1984

Kontrak WTI terus menurun dalam perdagangan pasca-penyelesaian, jatuh USD1,48 menjadi USD58,71 per barel pada pukul 15.34 waktu setempat (18.34 GMT).

Minyak mentah Brent berjangka berbalik arah di akhir sesi, menetap turun enam sen AS menjadi USD70,12 per barel. Brent juga diperdagangkan lebih rendah dalam aktivitas pasca-penyelesaian, turun USD1,13 menjadi USD69,05 per barel. Demikian seperti dilansir Antara, Jakarta, Selasa (13/11/2018).

"Mudah-mudahan, Arab Saudi dan OPEC tidak akan memotong produksi minyak," tulis Trump di Twitter.

"Harga minyak akan jauh lebih rendah berdasarkan pasokan!".

 Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Akibat Berlakunya Sanksi Iran

Minyak mentah AS berbalik negatif dan memperpanjang kerugiannya setelah tweet tersebut.

Harga minyak telah menguat di awal sesi, setelah Arab Saudi mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya percaya bahwa permintaan yang sedang melemah cukup untuk menjamin pemotongan produksi satu juta barel per hari tahun depan.

Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan OPEC dan sekutunya setuju bahwa analisis teknis menunjukkan kebutuhan untuk mengurangi pasokan minyak tahun depan sekitar satu juta barel per hari dari level Oktober.

Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar dunia, mengatakan pada Minggu (11/11) akan memangkas pengirimannya setengah juta barel per hari pada Desember, karena permintaan musiman lebih rendah.

 Baca Juga: Harga Minyak Turun, Investor Khawatir Pasokan Meningkat

"Kami agak kembali ke titik awal. Pasti terasa seperti November 2016 bagi mereka, banyak," kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York, mengacu pada periode waktu ketika OPEC dan sekutunya setuju untuk memulai pemotongan produksi.

"Saudi dan Rusia, terutama, mendorong produksi ke pasar untuk mengimbangi kerugian yang belum terwujud."

Pasar telah mengantisipasi bahwa ekspor dari anggota OPEC Iran akan jatuh drastis menyusul dimulainya sanksi-sanksi AS pada November. Namun, AS telah memberikan keringanan untuk importir utama tertentu dari minyak mentah Iran, mengurangi pemotongan yang diperkirakan.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya