SOLO - Jumlah perusahaan tercatat atau emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 9 November 2018 mencapai 50 emiten. Capaian ini terbanyak sejak privatisasi Bursa pada tahun 1992.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengatakan, banyak perusahaan yang menjadi emiten merupakan tren yang menggembirakan. Sebab, emiten pada tahun ini melebihi target dari pipeline yang sudah ditentukan.
Baca Juga: Tak Akan Terganggu Politik, BEI Optimistis 35 Perusahaan IPO pada 2019
"Trennya menggembirakan. Saya pikir 2017 itu 46 emiten sudah tinggi. Tapi pas hingga saat ini per 9 November sudah 54 emiten . Padahal target pipeline enggak sebanyak itu," kata Hoesen dalam Media Gathering Pasar Modal 2018 di Solo, Jumat (16/11/2018).
Ke-54 emiten itu tersebut terdiri dari IPO saham sebanyak 50 perusahaan dan IPO obligasi sebanyak 4. Hingga saat ini jumlah investor (SID saham) sejak periode 2012 telah meningkat sebesar 193,27%.
Selain itu lanjut Hoesen, sejak dibentuk SID Reksa Dana tahun 2014, jumlahnya meningkat sebesar 180,41% dari 320.063 menjadi 897.498.
"Kalau untuk IHSG dari Desember 2013 ke 14 November 2018 tumbuh 37,06%," sambungnya.
Baca Juga: IPO, Dewata Freightinternation Lepas 300 Juta Saham
Seperti yang diberitakan Okezone, pada perdagangan Jumat (9/11/2018) resmi membuat perusahaan yang tercatat di PT genap menjadi 50 emiten di 2018. Menjadi pencapaian terbanyak sejak privatisasi Bursa pada tahun 1992.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)