Capaian Kinerja Positif Kementan di Tengah Polemik Data Pangan

Feby Novalius, Jurnalis
Jum'at 30 November 2018 20:40 WIB
Foto: Menteri Pertanian Amran Sulaiman (Kementan)
Share :

JAKARTA – Beberapa hari terakhir Menteri Pertanian Amran Sulaiman selalu menyampaikan capaian kinerja Pemerintah pada sektor pertanian. Amran seperti sedang memberi sinyal pada semua pihak, untuk meninggalkan polemik data pangan, pasca rilis data produksi beras Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan pendekatan baru.

Rilis BPS tentang Perbaikan Metodologi Perhitungan Data Produksi Beras dengan Kerangka Sampel Area (KSA), diumumkan setelah melalui rapat koordinasi yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dengan pendekatan KSA, BPS mengoreksi perkiraan produksi beras yang selama ini digunakan Kementan. BPS menyatakan Indonesia surplus beras sebanyak 2,85 juta ton pada tahun ini. Berdasarkan perhitungan luas panen, diperkirakan produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 49,65 juta ton hingga September 2018. Sampai akhir tahun, diperkirakan total produksi GKG tahun 2018 mencapai 56,54 Juta ton atau setara dengan 32,42 Juta ton beras.

Baca Juga: Kementan Optimalkan Rawa Jadi Lahan Pertanian

Konsumsi beras baik secara langsung di tingkat rumah tangga maupun konsumsi tidak langsung yang telah dimutahirkan menurut BPS untuk tahun 2017 adalah 111,58 kg per kapita per tahun atau 29,57 Juta ton/tahun. Dengan demikian, bila diasumsikan konsumsi beras yang telah disesuaikan untuk tahun 2018 sama dengan tahun 2017, maka selama tahun 2018 terjadi surplus beras sebesar 2,85 Juta ton.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebutkan, bahwa berdasarkan laporan BPS tersebut, untuk ke depannya pemerintah tidak akan melakukan impor beras. Sampai akhir tahun ini Bulog sudah memiliki cadangan beras lebih dari 2 juta ton. Berdasarkan laporan kondisi harga di pasar, Wakil Presiden juga memastikan harga beras dalam kondisi stabil.

Namun begitu para pemerhati pembangunan pertanian di tanah air menilai, data baru BPS membuat Kementan menghadapi dilema. Karena perbaikan data produksi akan berujung ke banyak hal yang terkait dengan kebijakan dan pertanggungjawaban anggaran, program, sekaligus penilaian kinerja kementerian yang bersangkutan.

Baca Juga: Kementan Gandeng Kadin Kembangkan Investasi Sektor Pertanian

Atas dasar ini pula Mentan Amran bersafari membeberkan segala pencapaian kementerian yang dipimpinnya dalam 4 tahun perjalanan Pemerintahan Jokowi - JK.

Lantas apa saja yang dicapai?

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan Syukur Iwantoro menyampaikan bahwa Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian terus membaik. Pada tahun 2013, PDB sektor pertanian hanya sebesar 994,8 triliun, dan meningkat di 2017 menjadi 1334,7 triliun. Selama 2013-2017, akumulasi peningkatan PDB sektor pertanian mencapai Rp 906,1 triliun. Meningkatnya nilai PDB sektor pertanian ini tidak terlepas dari meningkatnya produksi pertanian yangg dihasilkan selama ini.

“Pada tahun 2018 nilai PDB sektor pertanian diperkirakan juga akan meningkat menjadi 1463,9 triliun. Tren baik pertumbuhan sektor pertanian ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan II-2018. Pertanian menjadi sektor terbesar kedua setelah industri yang memberikan pada pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Syukur.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya