JAKARTA - Proyek jalan Trans Papua tengah menjadi perbincangan serius seiring terjadinya penembakan yang dikabarkan menewaskan para pekerja Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak tewas.
Nah, simak fakta-fakta dari proyek yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi masyarakat Bumi Cenderawasih ini.
Proyek Trans Papua secara agresif dikerjakan sejak 2014 setelah Joko Widodo dan Jusuf Kalla resmi menjabat sebagai presiden dan wakil presiden. Simak beberapa hal penting terkait Trans Papua berikut ini seperti dikutip cekaja, Jakarta, Minggu (9/7/2018).
1. Dimulai sejak era Habibie
Kendati dikebut sejak era Jokowi-JK, namun pembangunan Trans Papua sudah dimulai sejak era Presiden BJ Habibie. Pengerjaan proyek tersebut membentang sepanjang 4.330 kilometer dari Sorong ke Merauke.
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Pekerja Infrastruktur di Papua Didampingi Aparat Keamanan
Pengerjaan Trans Papua yang membentang itu menembus hutan dan membelah gunung demi tercapainya infrastruktur yang merata di wilayah timur Indonesia. Pengerjaan Trans Papua ini ditargetkan berupa aspal dan pengerasan tanah.
Sejak era Jokowi, pembangunan Trans Papua terus dikebut untuk memenuhi target. Terdapat beberapa perusahaan yang terlibat dalam pengerjaan proyek ini di antaranya PT Istaka Karya dan PT Brantas Abipraya.
Pengerjaan Trans Papua dibagi menjadi 10 segmen. Salah satu segmen, yakni segmen lima yang pernah dilalui Jokowi menggunakan motor trail ini menjadi lokasi penembakan. Di segmen ini juga terdapat 35 jembatan yang dikerjakan oleh Istaka Karya sebanyak 14 jembatan dan dikerjakan Brantas Abipraya 21 jembatan.
Baca Juga: Menteri Basuki: Apapun yang Terjadi, Pembangunan Papua Jalan Terus
Anggaran pengerjaan Trans Papua digelontorkan cukup besar. Pada 2016 misalnya, pemerintah menggelontorkan sekitar Rp2,6 triliun. Sementara pada 2017 anggaran Trans Papua menjadi Rp3,4 triliun dan untuk tahun ini anggaran untuk Papua Barat saja mencapai Rp1,6 triliun.
2. Tujuan pembangunan Trans Papua
Pengerjaan jalan Trans Papua menjadi program pemerintah untuk memeratakan pembangunan di luar Jawa. Selama ini, Papua sering disebut-sebut dikucilkan karena pembangunan di wilayah tersebut terkesan tertinggal dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia.
Selain itu, pengerjaan Trans Papua juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta membuka akses daerah terpencil dari keisolasian serta menekan biaya yang dinilai kemahalan akibat minimnya infrastruktur.
Baca Juga: Lokasi Penembakan 31 Pekerja di Trans Papua Masuk Daerah Aman
3. Terhambat Medan yang sulit
Presiden Jokowi pada Juni 2017 pernah menjajal salah satu segmen Trans Papua menggunakan motor trail. Jokowi saat itu mengecek langsung seberapa terjalnya proyek pengerjaan Trans Papua bersama Panglima TNI saat itu Gatot Nurmantyo dan Menteri PUPR Basuki Hadimulyo beserta para rombongan.
Jokowi mengaku merasakan betul medan pengerjaan saat menaiki motor trail saat itu. Menurutnya, medan yang sulit menjadi hambatan sekaligus tantangan para pekerja pembangunan proyek Trans Papua tersebut.
Presiden menegaskan untuk terus merampungkan proyek tersebut untuk mempermudah akses dan mobillitas masyarakat. Dia mencontohkan ruas Wamenda-Nduga yang sebelumnya menempuh waktu empat hari saat ini bisa ditempuh dengan hitungan 5-6 jam.