NEW YORK - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) memperpanjang kerugian di akhir perdagangan Rabu waktu setempat, karena investor bertaruh pada kelangsungan hidup Perdana Menteri Inggris Teresa May dari mosi tidak percaya dalam Partai Konservatif sendiri.
Melansir Xinhua, Kamis (13/12/2018), Mei mengalahkan upaya untuk menjatuhkannya pada hari Rabu, ketika 200 anggota parlemen Konservatif memilih dia yang tersisa sebagai pemimpin partai, dibandingkan dengan 117 anggota parlemen yang tidak memberikan kepercayaan.
Baca Juga: Wall Street Menguat Ditopang Optimisme Perang Dagang AS-China
Hal tersebut membuat, Sterling rebound 1% setelah Mei memenangkan pemungutan suara. Kemenangan yang diperoleh dengan susah payah memastikan May akan terus mendapatkan dukungan untuk kesepakatan Brexit yang belum ditentukan yang sebelumnya disepakati oleh Brussels, yang dianggap oleh lawan sebagai kompromi Inggris pada perdagangan dan hak-hak lainnya.
Namun, analis mengatakan bahwa keraguan masih menggantung di pasar tentang apakah Mei akan bisa mendapatkan kesepakatan perceraian Inggris-Uni Eropa melalui Parlemen Inggris nanti.
Baca Juga: Dolar AS Makin Kokoh di Tengah Ketidakjelasan Perundingan Brexit
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1365 dari USD1,1326 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi USD1,2632 dari USD1,2528 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi USD0,7219 dari USD0,7205.
Dolar AS membeli 113,21 yen Jepang, lebih rendah dari 113,39 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS tidak berubah mendekati 0,9928 franc Swiss dari 0,9928 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3350 dolar Kanada dari 1,3396 dolar Kanada.
(Feby Novalius)