JAKARTA – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, penjualan mobil di Tanah Air ternyata menunjukkan tren positif. Belum satu tahun, industri automotif nasional mencatatkan penjualan sebesar 1.063.464 mobil.
Diharapkan sampai akhir tahun penjualan akan melebihi target 1,15 juta mobil. Pencapaian yang sudah menembus angka 1 juta itu disumbang oleh penjualan bulan November 2018. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut penjualan bulan lalu tercatat 100.738 mobil. Naik dari November 2017 yang hanya 96.191 unit sehingga secara total penjualan Januari sampai November 2018 (sebesar 1.063.464 unit ) juga lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 994.778 mobil. Gaikindo berharap sampai akhir tahun industri automotif nasional bisa menjual 1,15 juta mobil. Menurut data Gaikindo, Toyota masih menduduki urutan pertama mobil terlaris selama 11 bulan tahun ini sebanyak 325.500 mobil kendati jumlah itu menurun ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 347.626 unit.
Baca Juga: Kemenperin Targetkan Industri Automotif Naik Tiga Kali Lipat di 2019
Posisi kedua, Daihatsu melepas 186.449 mobil, naik dari tahun lalu sebanyak 173.353 mobil. Adapun penjualan ketiga dipegang Honda yang tahun lalu melego 171.574 mobil turun menjadi 147.002 pada penjualan wholesales tahun ini. Selanjutnya Mitsubishi mencetak ke naikan tertinggi menjadi 133.966 mobil, naik 97% dari total penjualan periode yang sama sebanyak 69.893 mobil. Kemudian Suzuki juga membukukan kenaikan penjualan dari 101.652 mobil pada 2017 menjadi 109.698 pada tahun ini. Dari sisi produk, Toyota Avanza menjadi produk paling laris sepanjang November 2018 dengan penjualan 7.553 mobil dan selama 11 bulan sebanyak 75.493 mobil.
Persaingan di segmen kendaraan keluarga kecil (low MPV) tetap ketat karena Mitsubihsi Xpander menjadi terlaris kedua selama No vember dengan penjualan 5.094 mobil dan selama 11 bulan sebanyak 71.219. Menurut Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, pencapaian tersebut menunjukkan pasar mobil di Tanah Air masih prospektif. “Seharusnya bisa lebih besar lagi. Tapi ini sudah menunjukkan bahwa industri automotif nasional bertumbuh,” tegasnya.
Bagi Gaikindo, tahun ini adalah momentum bagi industri automotif nasional untuk meningkatkan pertumbuhan. Pembangunan infrastruktur masih menjadi salah satu faktor pendukung tumbuhnya industri automotif nasional. Pencapaian positif ini diharapkan bisa kembali terulang tahun depan. Meskipun masuk dalam tahun politik, industri automotif nasional tetap optimistis pasar akan stabil. “Kami sudah sampaikan kepada banyak pihak bahwa politik ya politik, bisnis ya bisnis. Semoga tahun depan pasar terus tumbuh positif,” tegasnya.
Executive General Manager Toyota Astra Motor Fransiscus Soerjopranoto menilai, pasar mobil tahun ini akan melebihi target. “Itu karena setiap akhir tahun penjualan fleet selalu naik,” katanya. Kenaikan penjualan fleet untuk perusahaan, operasional pemerintahan, dan lembaga naik karena akhir tahun biasanya banyak diskon. “Selain itu masalah pajak kendaraan kan beda kalau belinya di akhir tahun dengan awal tahun,” ungkap Soerjo. Tahun depan industri automotif nasional akan stabil dengan stimulus produk-produk baru.
Senada, Marketing & After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy memperkirakan tahun ini secara wholesales akan mencapai 1,15 juta angkanya. Naik 7% secara total, dominasi tahun ini dikarenakan permintaan mobil komersial yang naik 17,5%, sedangkan mobil penumpang hanya naik tipis 4%. Menurut Jonfis, Honda sampai November lalu sekitar 147.000-an, posisi kedua disegmen penumpang karena Honda tidak ada mobil komersial. Peluncuran Brio dan HRV yang baru pada kuartal akhir tahun ini akan membantu meningkatkan penjualan Honda. “Model Brio merupakan kontribusi terbesar bagi Honda tahun ini yang disusul HRV,” ungkap Jonfis.
Dia mengatakan pasar automotif masih dipacu model baru dan insentif. Honda juga me lakukan penyesuaian stok kendaraan di level dealer sehingga menjadi sehat. “Tahun depan perkiraan (penjualan) belum final meskipun perkiraan masih akan sekitar 1,05 juta. Jadi masih stagnan,” paparnya. Sementara itu Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Kra ma Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Naoya Nakamura mengatakan hingga November, pen jualan Mitsubishi terdongkrak bila dibandingkan dengan tahun lalu karena hadirnya Xpander.
“Sejak tahun lalu kami luncurkan mobil ini sudah dipesan mencapai 115.000,” jelas nya. Dia menuturkan, kontribusi penjualan ritel Xpander berada pada sekitar 50% dengan ratarata penjualan 6.500-7.000 dari sekitar 12.000 mobil perbulan. Secara ke seluruhan, Mitsubishi menargetkan penjualan ritel sebanyak 140.000 mobil pada akhir tahun ini. Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra mengaku, stabilnya makroekonomi dan banyaknya model-model baru yang diluncurkan ke pasar menjadi stimulus pasar nasional. “Tahun depan pun demikian karena pembangunan infrastruktur sudah semakin bisa dinikmati,” cetusnya. Menurut Donny, tahun depan juga akan banyak model terbaru yang dikeluarkan pabrikan mobil di Tanah Air.
Baca Juga: Pelemahan Rupiah Mempengaruhi Kinerja Industri Automotif
“Jadi pasar akan semakin dinamis. Menurut kami trennya tetap positif tahun depan,” tegasnya. Manajemen Daihatsu membenarkan sepanjang Januari hingga November 2018, penjualan ritel automotif nasional mencapai 1,04 juta mobil atau tumbuh 8,8% dari periode yang sama tahun lalu. Daihatsu juga meraih pertumbuhan yang nyaris sama, yakni 8,1%. Se panjang Januari hingga November 2018, Daihatsu meraih 178.566 mobil dengan pangsa pasar 17,1%. Daihatsu bahkan optimistis bisa menutup tahun ini dengan posisi di peringkat kedua penjualan automotif nasional di bawah Toyota. Hal itu melihat kinerja memuaskan yang terjadi sepanjang Januari hingga November 2018 ini.
“Penjualan Daihatsu hingga akhir tahun kami perkirakan masih mengalami peningkatan. Akhir 2018 nanti mudah-mudahan bisa tetap menduduki peringkat ke dua tertinggi di market share nasional dan itu berarti 10 tahun berturut-turut Daihatsu di peringkat ke dua,” ujar Marketing and CR Division Head PT AI-DSO Operation Hendrayadi Lastiyoso. Hal senada dikatakan Direktur Pemasaran di PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra. Menurut dia, hasil pangsa pasar sebesar 17,1% mencerminkan penerimaan yang baik dari masyarakat Indonesia terhadap Daihatsu.
“Kami optimistis hingga akhir tahun ini bisa mempertahankan market share itu. Apalagi di awal tahun target kami di tahun ini hanya 16%, sama dengan pencapaian di 2017. Makanya angka 17,1% ini sudah melampaui target yang kami tetapkan,” papar Amelia. Ia memperkirakan, tahun depan dengan kondisi ekonomi nasional yang belum pasti di tengah suasana perpolitikan, Daihatsu tidak akan menetapkan target muluk-muluk.
Pihaknya mematok angka di 16% untuk pangsa pasar di 2019. Apalagi Gaikindo juga mem prediksi penjualan automotif pada 2019 akan stagnan. “Kami tidak ingin mencanangkan target tinggi-tinggi. Kami selalu berusaha untuk bersikap friendly dan humble,” kata dia.
(Anton C/Wahyu Sibarani/Danang Arradian)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)