Namun, lanjut dia, pihaknya tidak akan mempermasalahkan neraca perdagangan yang masih akan tecatat defisit. Karena, hal tersebut tidak bisa serta merta mengalami surplus.
"Apakah kenaikan yang tajam dari ekspor atau kenaikan yang tajam dari impor? Tentunya tren kita lihat dan juga impor barang modal yang terkait investasi mendorong impor tinggi, tapi trennya ke arah penurunan," katanya.
Baca Juga: Neraca Dagang Indonesia Kembali Defisit, Ini 5 Faktanya
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat neraca perdagangan pada November 2018 mengalami defisit sebesar USD2,05 miliar. Mengalami peningkatan dari kondisi defisit di Oktober 2018 yang sebesar USD1,82 miliar.
Kondisi defisit November 2018 ini dipicu defisit sektor minyak dan gas (migas) sebesar USD1,46 miliar. Sedangkan sektor non migas juga mengalami defisit sebesar USD583 juta.
(Dani Jumadil Akhir)