Data Migas Akan Dibuka, Pemerintah Kucurkan Dana Eksplorasi Rp15 Triliun

, Jurnalis
Selasa 19 Februari 2019 17:37 WIB
Foto: Pemerintah Kucurkan Dana Eksplorasi (Ist)
Share :

JAKARTA - Pemerintah siap mengeluarkan dana USD1,1 miliar atau setara Rp15,4 triliun (kurs Rp14.000 per USD) untuk kegiatan eksplorasi migas dari total modal komitmen kerja pasti sebesar USD2,1 miliar atau sekitar Rp31,5 triliun.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan saat ini ada dana yang cukup besar untuk eksplorasi, baik dalam maupun luar wilayah kerja minyak dan gas. Kegiatan eksplorasi dibutuhkan untuk mengatasi defisit migas yang makin besar mulai 2025 hingga mencapai puncaknya pada 2050.

“Ini dana yang bisa digunakan untuk eksplorasi 5-10 tahun ke depan. Dana ini kami harapkan terus bertambah,” ujar Arcandra saat Seminar Energi Neraca Energi Indonesia, Suatu Tinjauan Kritis Sektor Migas yang digelar Ikatan Alumni Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung seperti dikutip Antaranews, Jakarta, Selasa (19/2/2019).

Baca Juga: Tarik Investor, Pemerintah Bakal Gratiskan Akses Data Migas

Menurut Arcandra, dana eksplorasi saat ini yang berasal dari komitmen kerja pasti dari kontrak-kontrak dengan skema gross split jauh lebih baik dibanding sebelumnya yang hanya sebesar USD5 juta. Dana tersebut sangat kecil dengan begitu banyak wilayah yang belum dieksplorasi.

Selain dana eksplorasi, pemerintah juga berencana memperbaiki dari sisi penggunaan data untuk kebutuhan seismik. Data-data kebutuhan untuk eksplorasi akan dibuka bagi perusahaan-perusahaan yang berminat.

“Data-data akuisisi akan dibebaskan. Karena selama ini, dana PNBP dari akses data hanya sekitar USD1 juta. Jadi kita akan revisi Permen Nomor 27 Tahun 2006,” ungkap Arcandra.

Sementara itu, Syamsu Alam, Ketua Alumni Teknik Geologi ITB, mengatakan hingga 2050 kebutuhan migas khususnya minyak secara persentase belum berkurang secara signifikan dan mencapai 2 juta-3 juta barel per hari (bph).

 Baca Juga: Disayangkan, Defisit Migas Tak Dibahas Dalam Debat Capres

Di sisi lain, jika melihat cadangan Indonesia 3,5 miliar BOE atau hanya 0,2% dari cadangan minyak dunia, sehingga butuh usaha luar biasa agar produksi nasional bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Kita harus ingat, produksi minyak saat ini 800 ribu barel per hari itu yang 200 ribu bph berasal dari Banyu Urip. Kalau tidak ada Banyu Urip, produksi hanya 500 ribuan. Kalau tidak menemukan Banyu Urip lainnya, kita akan menghadapi masalah besar nantinya,” ujar Syamsu.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya