Sementara itu, untuk jalur rawan banjir ada empat titik, yakni kawasan Merak, Ancol, Jatinegara, dan Cikampek. Saluran air yang buruk membuat beberapa rel kerap tergenang. Bila itu terjadi, Edi mengaku pihaknya terpaksa mematikan operasional kereta. Sedangkan jalur kereta rawan longsor berada di wilayah Cikeusal, Jambu Baru, Cilejet-Rawabuntu, Citayam, Cilebut-Bogor, dan Bogor- Sukabumi. “Saat ini kami memantau terus beberapa jalur itu,” tuturnya. Pantauan KORAN SINDO di Stasiun Bogor sejak pagi hingga pukul 13.00 WIB, kemarin, jumlah penumpang kereta di stasiun itu sangat sepi tidak seperti biasanya.
Biasanya para penumpang berjubel dan mengantre di gerbang elektronik mau pun di mesin loket tiket. Petugas Pelayanan Kereta (PPK) Commuterline 5017 tujuan Tanah Abang-Bogor, Ilyas mengatakan, kondisinya sepi di Stasiun Bogor sejak pukul 05.00WIB, karena banyak penumpang beralih ke moda transportasi lain. Sebab kalau naik commuterline dari Stasiun Bogor, jadwal kedatangan dan ke berangkatan tak menentu.
“Sebab jalur rel yang bisa di - gunakan, pascakejadian kemarin cuma satu yang berfungsi, karena harus bergantian dengan KRL dari Stasiun Cilebut sehingga kereta yang biasanya dari Stasiun Bogor 15 menit sekali berangkat. Sekarang bisa lebih dari 30 menit sekali,” katanya di Stasiun Bogor.
(Yan Yusuf/Haryudi)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)