“Selain akan mengurangi defisit transaksi berjalan dan memperkuat nilai tukar rupiah, proyek ini juga memiliki berbagai manfaat yang dapat dirasakan oleh semua pihak, khususnya masyarakat Kalimantan Barat,” kata Budi.
Sementara itu Direktur Utama ANTAM, Arie Prabowo Ariotedjo mengemukakan bahwa proyek Smelter Grade Alumina Refinery merupakan proyek pengembangan strategis bagi Indonesia. Sebagai Perusahaan dengan sumber daya bauksit yang signifikan, ANTAM berupaya mewujudkan nilai tambah komoditas mineral yang dimiliki sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan.
Proyek Pembangunan Pabrik Alumina yang akan dikelola oleh PT BAI akan dibangun diatas lahan seluas 288 Ha di tiga Desa di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek Pengolahan Smelter Grade Alumina ini akan memiliki kapasitas awal sebesar 1 Juta ton per tahun. Proyek ini juga akan dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara sebesar 3 x 25 MW.
Investasi proyek ini diperkirakan akan mencapai USD 850 Juta (termasuk IDC dan Modal Kerja) dan ditargetkan mulai berproduksi di awal tahun 2022.
Proyek ini akan memicu roda perekonomian di Provinsi Kalimantan Barat dan khususnya di Kabupaten Mempawah dengan adanya potensi penambahan pendapatan daerah, penyediaan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung, serta program pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi proyek.
(Risna Nur Rahayu)