Holding Penerbangan Tingkatkan Efisiensi, Harga Tiket Pesawat Bisa Murah?

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 09 April 2019 09:35 WIB
Ilustrasi: Foto Okezone
Share :

Rini menjelaskan, ke depannya kompetisi akan semakin berat. Maka dari itu sinergi antar-BUMN harus lebih ditingkatkan serta holdingisasi harus betul-betul terbentuk.

Terpisah, Anggota DPR Komisi V Muhidin M Said mengatakan, penggabungan sejumlah BUMN ke dalam holding BUMN penerbangan bisa menciptakan efisiensi. Dia berkaca pada perusahaan penerbangan Emirat Arab yang juga menjadi bagian dari usaha pengelolaan bandara.

“Mungkin Kementerian BUMN berkaca dari perusahaan penerbangan di Arab Saudi yang berhasil mengelola penerbangan, termasuk bandaranya. Dan saya rasa itu tidak masalah,” ungkapnya.

Menurut dia, dengan penggabungan tersebut, juga akan lebih merampingkan struktur antara pengelola dan operator penerbangan.

“Ya direksi dan komisaris juga banyak. Kita harap bisa lebih ramping sehingga akan lebih efisien dalam pengelolaannya,” ujarnya.

Dia menambahkan, jika penggabungan tersebut diwujudkan, maka penyamaan core bisnis harus segera dilakukan. Yang jelas, kata dia, rencana itu harus dikaji lagi lebih mendalam dan hati-hati.

“Di BUMN ini juga terlalu banyak direksi yang diurus beda core bisnis, dan saya lihat itu tidak efisien,” pungkasnya.

Belum lama ini, pemerintah telah membentuk sejumlah holding BUMN mulai dari pertambangan, perkebunan hingga infrastruktur. Di sektor perkebunan, holding dipimpin oleh PT Perkebunan Nusantara (PN) III (persero) yang membawahi sejumlah perusahaan perkebunan di antaranya PTPN 1, PTPN 2, PTPN4, PTPN 5, PTPN 6, PTPN 7, PTPN 8, PTPN 9, PTPN 10, PTPN 11, PTPN 12, PTPN 13, PTPN 14, dan KPBN.

Adapun di sektor pertambangan PT Inalum memimpin holding yang beranggotakan PT Bukit Asam Tbk, PT Aneka Tambang Tbk dan PT Timah Tbk. Hoding ini hingga akhir 2018, lalu memiliki total aset Rp162 triliun, meningkat signifikan dibanding pada awal terbentuk di 2016 yang hanya Rp23 triliun. Peningkatan aset ini tidak lepas dari pembelian saham PT Freeport Indonesia beberapa waktu lalu.

Sementara di sektor infrastruktur, beberapa BUMN yang masuk menjadi holding adalah PT Jasa Marga (persero) Tbk, PT Adhi Karya (persero) Tbk, PT Waskita Karya (persero) Tbk, PT Yodya Karya (persero) Tbk, dan PT Indra Karya (persero) serta PT Hutama Karya (persero) sebagai induk holdingnya. Holding ini memiliki total aset senilai Rp233 triliun.

Holding BUMN lain yang akan dibentuk adalah sektor farmasi, perumahan, dan keuangan. (Ichsan Amin/Sindonews/Ant)

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya