PONTIANAK - Selama Bulan Suci Ramadan di Kalimantan Barat, kebutuhan masyarakat menggunakan listrik mencapai 450 megawatt (mw).
Dari sisi pembangkit, ketersediaan daya di Kalbar saat ini masih surplus, di mana daya mampu sekitar 600 megawatt (mw) dengan ketersediaan dari Sesco (perusahaan listrik Malaysia) sebesar 280 megawatt (mw).
"Selebihnya daya disediakan pembangkit di Kalbar, baik itu PLTU, PLTD maupun PLTBM, jika pun terjadi pemeliharaan pada listrik dari Sesco, ketersediaan daya masih tercukupi. Jika Sesco ada gangguan dan melakukan pemeliharaan. Kemudian listrik yang tersuplai turun hingga 70-80 mw masih tetap bisa gunakan pembangkit yang ada,” ungkap Senior Manager Teknik dan Distribusi PLN UIW Kalimantan Barat Huslan Husain kepada Okezone, Senin (6/5/2019).
Baca Juga: PLN: Sesco Malaysia Suplai Listrik Kalbar
Dia mengatakan untuk hari biasa beban puncak pemakaian hanya mencapai 400 mw. "Bertambahnya beban puncak mencapai 50 mw dan pemakaian listrik oleh pelanggan dari pukul 18.00-21.00 terkait beban puncak," katanya.
Menurutnya selain malam, beban puncak juga terjadi di siang hari yang mencapai 320 mw. "Beban tersebut merupakan beban pemakaian untuk kantor dan industri," katanya.
Terkait akan hal itu pihaknya mengaku siaga kehandalan listrik selama Bulan Ramadan. "Seperti recovery atau perbaikan jaringan jika terjadi masalah kami hanya menjaga, jika seandainya padam, kami berupaya sekuat tenaga segera melakukan recovery. Jadi tidak ada alasan bagi petugas, sedang sahur atau buka puasa. Komitmen kami pelayanan nomor satu,” paparnya.