Henry menambahkan, penambahan kapasitas baru ini baru dirasakan dampaknya pada semester dua tahun depan. Adapun, pada tahun ini, perseroan menargetkan produksi kaca lembaran sebesar 550.000 ton, botol kemasan 200.000 ton, glassblock sebesar 65.000 ton. Pada 2019, perseroan menargetkan dapat membukukan penjualan dan laba bersih sepanjang tahun ini masing-masing sebesar Rp4,1 triliun dan Rp225 miliar.
Dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), perseroan memutuskan untuk tidak membagikan dividen karena perseroan masih mencatatkan laba ditahan negatif."Kami mengikuti peraturan yang ada, selama retained earnings negatif tidak bisa dibagi dividen,"kata Henry Bun.
Pada 2018, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp189,08 miliar, tumbuh 297,81% dibandingkan dengan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp47,53 miliar. Adapun, laba bersih sepanjang tahun lalu ditetapkan sebagai laba ditahan untuk modal kerja perseroan. Lebih lanjut, perseroan optimistis dapat membukukan penjualan dan laba bersih sepanjang tahun ini masing-masing sebesar Rp4,1 triliun dan Rp225 miliar. Hingga kuartal I 2019, perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,01 triliun atau turun 40,52% secara tahunan. Adapun, laba bersih sebesar Rp55,33 miliar atau turun 23,69% secara tahunan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)