Di sisi lain, ada beberapa data ekonomi makro domestik yang kurang baik, seperti neraca perdagangan pada April 2019 yang menjadi defisit terbesar yakni USD2,5 miliar. Situasi politik yang memanas jelang pengumuman presiden terpilih pada 22 Mei 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga turut memberikan sentimen.
"(Dampak dari) perang dagang juga enggak bisa dihindari bahwa kenyataannya perang dagang masih menjadi headline dimana-mana," ucapnya.
Kendati demikian, dia mengatakan otoritas bursa akan menyikapinya secara seksama kondisi tersebut. Menurutnya market (pasar) tidak seharusnya dikekang dengan kepanikan yang berlebih.
"Tentunya kami worry, tapi apakah ini menjadi kejadian yang luar biasa, saya rasa enggak. Jadi menurut saya bisnis as usual no reason to get panic. Enggak ada alasan untuk panik saat ini," kata dia.
(Dani Jumadil Akhir)