Robot Ambil Alih 20 Juta Pekerjaan pada 2030

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 02 Juli 2019 09:39 WIB
Foto: Reuters
Share :

Mereka memperingatkan agar para pembuat kebijakan tidak memperlambat penggunaan teknologi robotik. Ke depan pemerintah diimbau agar bisa fokus pada penggunaan robotik untuk membantu wilayah-wilayah rentan agar bisa menyiapkan diri untuk perubahan besar mendatang.

Menurut laporan Oxford, sekitar 1,7 juta pekerjaan manufaktur telah diambil alih robot sejak 2000, termasuk sebanyak 400.000 pekerjaan di Eropa, 260.000 pekerjaan di Amerika Serikat, dan 550.000 pekerjaan di China.

“China akan memiliki sebagian besar otomatisasi manufaktur dengan sebanyak 14 juta robot industri pada 2030,” papar laporan itu.

Di Inggris, ratusan ribu pekerjaan akan digantikan robot. Meski demikian, jika ada 30% peningkatan pemasangan robot di dunia, hal itu akan menciptakan USD5 triliun penambahan produk domestik bruto (PDB) global.

Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai, fenomena otomatisasi dan robotisasi dalam industri bukan merupakan fenomena baru yang tiba-tiba. Sebetulnya otomatisasi dan penggunaan robot di industri sudah terjadi sejak lama dan secara berangsur-angsur sudah diadopsi di berbagai industri di Indonesia. Dia mencontohkan hal itu di industri automotif, pengolahan besi-baja, keramik, bahkan hingga makanan minuman.

"Jadi secara realistis, ada kemungkinan tinggi bahwa industri di Indonesia akan terus mengadopsi lebih banyak teknologi dan robot untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk industri agar produk Indonesia tetap kompetitif di pasar internasional," ujar Shinta saat dihubungi kemarin.

Dia mengatakan, justru tanpa adanya adopsi terhadap teknologi ini akan sulit untuk mengejar ketertinggalan produktivitas industri dalam negeri bila dibandingkan dengan industri asing dan target pertumbuhan ekonomi akan sulit dicapai tanpa peningkatan produktivitas tersebut.

Namun adopsi teknologi otomatis dan robot dalam industri tidak serta-merta berarti bahwa industri manufaktur tidak lagi membutuhkan pekerja unskilled atau low-skilled.

"Ini juga tidak berarti bahwa industri manufaktur yg mengadopsi teknologi tersebut tidak membuka peluang lapangan kerja yang banyak," ucapnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya