Robot Ambil Alih 20 Juta Pekerjaan pada 2030

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 02 Juli 2019 09:39 WIB
Foto: Reuters
Share :

Pada kenyataannya, industri yang hampir fully automatic seperti industri automotif pun tetap membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak. Ada juga industri yang tidak bisa sepenuhnya diotomatisasi seperti industri footwear dan garmen.

"Ada juga industri yang hanya sebagian produksinya diotomatisasi seperti industri rokok keretek. Mereka tetap mempekerjakan pekerja unskilled dan low-skilled daripada otomatisasi untuk memproduksi rokok putih karena untuk menjaga otentisitas produk," ucapnya.

Selain itu industri yang mengadopsi mesin produksi otomatis akan menciptakan lapangan kerja baru, khususnya untuk mengatur, mengeset, memelihara, memperbaiki, dan meng-upgrade mesin tersebut sesuai dengan kebutuhan industri. "Jadi logika bahwa mesin atau robot menghilangkan lapangan pekerjaan perlu direvisi," jelasnya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudisthira menilai, penggunaan robot di sektor manufaktur tak perlu dikhawatirkan. Dia menyebutkan, pengadaan robot akan sangat sulit dilakukan oleh beberapa perusahaan kecil.

Hal ini dikarenakan biaya pengadaan robot akan sangat besar. Namun hal itu akan berbeda dengan yang dilakukan oleh perusahaan besar yang akan menggunakan robot.

"Manufakfur berskala besar akan dengan mudah beradaptasi ke robotik. Sementara usaha menengah kecil masih padat karya. Biaya riset dan investasi pengadaan robot di Indonesia masih cukup mahal. Jadi sektor yang lebih kecil masih bertahan dengan merekrut tenaga manusia dengan pertimbangan upah yang rendah daripada beli robot," ujar Bhima. (Syarifudin/Rina Anggraeni)

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya