"Di atas (waktu penerbangan) sebenarnya masyarakat sudah jarang yang naik, karena lama dan tidak ada makanan. Kalau yang jauh umpamanya ke Indonesia timur, berangkatnya lebih banyak malam hari, sampai tujuan pagi. Jadi tidak capek," turunya.
Oleh karena itu, penerapan kebijakan yang baru dikeluarkan pemerintah dirasa kurang efektif. Apalagi harga diskon dan kursinya terbatas.
Selain itu, pengawasan pemerintah terhadap pemberian diskon juga masih dipertanyakan. Bagaimana pemerintah tahu bahwa maskapai sudah menjual tiket sebanyak yang disyaratkan?
“Ini kan sifat penjualan tiket itu dinamis. Biasanya yang dijual yang termahal baru turun-turun pakai sub-classes. Lalu bagaimana cara pemerintah mengawasi penjualannya? Jadi intervensi Pemerintah dalam hal ini kurang tepat tepat dan rawan dimanipulasi,” tuturnya.
(Feby Novalius)