JAKARTA – PT PLN (Persero) Regional Kalimantan memastikan siap memenuhi kebutuhan listrik kalangan industri. Saat ini kondisi kelistrikan di Kalimantan tercatat memiliki cadangan sebesar 331,5 MW.
Angka cadangan tersebut berasal dari daya mampu neto sebesar 1.778 MW, sementara beban listrik yang harus dipasok sebesar 1.446,5 MW. Adapun daya mampu pasok dari pembangkit listrik yang ada di Kalimantan total mencapai 1.984 MW.
Baca Juga: Ibu Kota Baru, Bangun Kantor hingga Apartemen Butuh Rp1.000 Triliun
Direktur Regional Kalimantan PLN Machnizon Masri mengungkapkan, kondisi kelistrikan di Pulau Borneo ke depan semakin andal menyusul akan rampungnya beberapa pembangkit baru. Tahun ini saja akan ada pasokan dari dua independen power producer (IPP) masing-masing berkapasitas 200 MW.
“Tahun depan juga akan masuk lagi 400 MW sehingga total setahun ke depan akan bertambah 800 MW,” kata Machnizon saat berbincang dengan media di Jakarta, Jumat (12/7).
Baca Juga: REI: Bangun Hunian di Ibu Kota Baru Butuh Rp1.000 Triliun
Saat ini kelistrikan Kalimantan terdiri atas dua grid , yakni Sistem Katulistiwa dan Sistem Kalimantan. Sistem Kalimantan merupakan interkoneksi antara subsistem Barito di Kalimantan Selatan dan Tengah serta subsistem Mahakam di Kalimantan Timur.
Di luar kedua sistem grid tersebut, kelistrikan Kalimantan disuplai melalui sistem-sistem isolated. Machnizon mengungkapkan, secara keseluruhan penjualan listrik di Kalimantan menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan hingga Mei 2019 mencapai 10,09% di atas pertumbuhan konsumsi listrik nasional yang berada di kisaran 6-7%.
“Trennya terus naik sejak Januari tahun lalu. Ini seiring dengan masuknya sejumlah industri di berbagai wilayah di Kalimantan,” katanya.