JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter. Hal ini sejalan dengan sikap bank sentral negara lainnya dalam merespons perlambatan ekonomi global.
Dia menyatakan, dalam memutuskan kebijakan moneter tentu mempertimbangkan ekonomi global dan domestik. Saat ini yang menjadi perhatian dari eksternal yakni eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang menyebabkan perlambatan ekonomi global.
Baca Juga: Wapres JK: BI Penting Jaga Keseimbangan Moneternya
Kondisi tersebut, lanjut Destry, direspons The Fed dengan mengubah arah kebijakannya yang lebih melunak yakni melonggarkan kebijakan moneter. Bank Sentral AS itu telah memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps pada akhir Juli 2019 ke kisaran 2% hingga 2,25%.
"Jadi kalau kita lihat tren ekonomi global adalah perlambatan dan kebijakan suku bunga acuan cenderung untuk lebih easing, cenderung untuk melonggarkan," ujarnya di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Baca Juga: JK Minta BI Jangan Sering Naikan Suku Bunga Acuan
Di sisi lain, kondisi ekonomi domestik juga mendukung ditandai dengan inflasi yang terjaga sesuai sasaran dikisaran 3,5% plus minus 1% sejak 4 tahun terakhir.
"Kita lihat dari core inflation atau dari food inflation yang volatile food, yang biasanya turun naik itu sudah mulai terkendali, karena memang penanganan tidak hanya dari sisi demand side tapi dari supply side," jelas dia.