JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menonaktifkan Suprajarto dari jabatan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), setelah ditetapkan sebagai Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Meski pada akhirnya Suprajarto menolak dan mengundurkan diri dari tugas memimpin BTN.
Dengan demikian, BRI kini mengalami kekosongan pemimpin. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BRI yang akan berlangsung Senin, 2 September 2019, bakal ditetapkan Direktur Utama BRI yang baru.
Baca juga: BRI Dipastikan Punya Dirut Baru 2 September
Isu yang beredar Wakil Direktur Utama BRI Sunarno menjadi kandidat yang kuat untuk menduduki posisi pucuk perusahaan. Meski isu itu enggan dibenarkan oleh Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo.
"Saya belum tahu," ujar dia ketika ditemui di Menara BNI, Jakarta, Jumat (30/8/2019).
Baca juga: Kursi Dirut Kosong, Sunarso dan Hexana Diisukan Jadi Bos BRI
Kendati demikian, Gatot menekankan, siapa pun memiliki peluang untuk memimpin BRI, tak terkecuali Sunarso. Catatannya, nama yang diajukan tersebut harus disetujui lebih dahulu oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Bisa (Sunarso), tapi memang siapa pun bisa. Misalkan saya angkat seseorang jadi Dirut, itu bisa, tapi Ibu Rini (Menteri BUMN Rini Soemarno) harus membuat surat dulu kepada Pak Presiden untuk disetujui," jelas dia.
Baca juga: Kursi Dirut Kosong, Sunarso dan Hexana Diisukan Jadi Bos BRI
Untuk diketahui, selain Sunarso, isu lain yang juga beredar adalah Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko yang bakal duduk di jabatan Wakil Direktur Utama BRI.
Terkait kepemimpinan BRI saat ini, Gatot menyatakan Sunarso telah ditunjuk Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BRI. Rangkap jabatan ini hanya sementara hingga penetapan Direktu Utama yang definitif saat RUPSLB.
"Plt. (Direktur Utama BRI) Pak Sunarso per hari ini," katanya.
(Fakhri Rezy)