JAKARTA – Layanan transportasi digital berbasis panggilan (ride hailing) mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan di Indonesia. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2019, sektor ini berkontribusi terbesar kedua dalam pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf mengatakan, ride hailing ini mengalami pertumbuhan hingga 6 kali lipat sejak 2015. Saat ini ride hailing berada di angka USD6 miliar dengan pertumbuhan rata-rata 57%.
Baca juga: Driver Ojol Bakal Pakai Motor Listrik?
“Angka ini tumbuh 6 kali lipat sejak 2015 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 57%. Menurut laporan e-Conomy SEA 2019, pertumbuhan ini didorong oleh tren layanan pengiriman makanan,” ujarnya dalam paparan di Kantor Google Indonesia, Jakarta, Senin (7/10/2019).
Menurut Randy, sektor ride hailing ini diperkirakan akan tumbuh hingga USD18 miliar pada tahun 2025. Pertumbuhan ini akan didorong oleh tren layanan pengiriman makanan.
Baca juga: Ada Pemain Baru di Industri Ojol, Apa Beda Anterin dengan Gojek-Grab?
Menurut Randy, dalam beberapa tahun belakangan ini tren layanan pengiriman makanan tumbuh drastis dan mengubah kebiasaan masyarakat di Indonesia. Jasa pengiriman makanan telah mengalami perubahan mendasar dalam perilaku konsumen sejak 2018.
Hal ini terbukti dengan pertumbuhan pencarian mengenai merk Online Food Delivery yang telah tumbuh lebih dari 13 kali lipat di Indonesia. Angka tersebut dikutip dari angka Google Trends.
Baca juga: De Javu Taksi Pangkalan vs Blue Bird, Kini Opang Tergilas Gojek dan Grab
“Tak heran, di sektor ini saja, diperkirakan bisa mencapai USD18 miliar pada 2025," ucapnya.