TANGERANG - Kartika Wirjoatmadjo dan Budi Gunadi Sadikin dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Wakil Menteri BUMN pada Jumat, 25 Oktober 2019.
Dengan demikian, kedua bankir dan mantan Dirut Bank Mandiri ini bekerja di bawah komando Menteri BUMN Erick Thohir.
Baca Juga: Erick Thohir Punya 2 Wamen BUMN, Apa Tugasnya?
Menanggapi hal ini, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja menyebut background bankir tidak terlalu berpengaruh karena yang terpenting adalah pada pelayanan dan koordinasi yang baik terhadap masyarakat.
"Saya pikirkan kalau kordinasi BUMN bagus, layanan kepada masyarakat juga baik, kita dari sektor swasta siap untuk mensupport juga, jadi bersama-sama. Ujungnya kan yang penting layanan kepada masyarakat," kata Jahja di ICE BSD, Pagedangan, Tangerang, Sabtu (26/10/2019).
Baca Juga: Erick Thohir Punya 2 Mantan Dirut Bank Mandiri yang Jadi Wamen BUMN
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, baik dirinya dengan Budi Gunadi akan ada pembagian tugas masing-masing. Pasalnya, ada sekitar 142 BUMN yang akan dikelola Kementerian BUMN.
Hanya saja hingga saat ini, pria yang akrab disapa Tiko tersebut belum mengetahui bagaimana mekanisme pembagian tugas dari dua wamen ini. Mengingat, pada hari ini baru dilantik secara resmi dilantik Presiden Jokowi.
“Oh kita baru, masih diskusi kita. Kita pasti bagi portofolio karena kan BUMN kan besar sekali, 142 perusahaan, ada Rp8.400 triliun asetnya. Kita pasti bagi portofolio," ujarnya saat ditemui di Komplek Istana Kepresidenan di Jakarta kemarin.
Saat ditanya apakah nantinya dipercayakan memegang BUMN di sektor keuangan, Tiko masih belum memastikannya. Asal tahu saja, Tiko memiliki background di bidang perbankan.
Budi Gunadi juga seorang bankir, namun dalam beberapa tahun terakhir, lebih sibuk untuk mengurusi masalah petambangan. Apalagi Inalum menjadi induk dari Holding BUMN Pertambangan.
"Oh belum belum, belum dibagi (tugas masing-masing). Belum dibagi, tapi intinya dengan kita ada Pak Erick, dan kami membantu bersama saya dan Pak Budi, harapannya aset yang demikian besar Rp8.400 triliun dan perusahaan yang demikian banyak ini bisa kita tanganin secara serius," jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)