JAKARTA - Mahalnya tiket pesawat masih menjadi keluhan masyarakat pada musim liburan kali ini. Meskipun pemerintah sudah memberikan diskon 50% untuk penerbangan murah alias Low Cost Carrier (LCC).
Pengamat penerbangan Arista Atmadjati mengatakan, masih mahalnya harga tiket pesawat saat ini karena sekarang sudah memasuki masa liburan natal dan tahun baru. Pada masa liburan ini biasanya maskapai mulai menaikkan harga tiketnya mendekati Tarif Batas Atas (TBA) yang ditetapkan pemerintah.
Baca Juga: Hati-Hati Beli Tiket Pesawat Online, Banyak Penyesatan Informasi
"Kalau mahal ini kan periode peak season yang dimulai dari 15 November 2019 sampai dengan 7 Januari 2020 memang semua maskapai lagi jual tiket di tarif batas atas," ujarnya saat dihubungi Okezone, Jumat (27/12/2019).
Mengenai adanya isu harga tiket yang belum juga turun, Arista menganggap ada beberapa pertimbangan mengapa maskapai tidak menurunkan terlalu tinggi. Pertama adalah masalah keuangan maskapai yang mana sebelum tahun 2019 ini hampir semuanya memiliki kinerja yang kurang baik.
Alasannya karena komponen-komponen biaya operasional dari suku cadang pesawat hingga agan akar avtur dibeli dengan menggunakan dolar Amerika Serikat. Sedangkan revenue yang diterima maskapai adalah sebagian besar yakni Rupiah.
"Karena memang komponen-komponen biaya maskapai di Indonesia 70% impor dengan memakai pembelian dalam USD. Padahal revenue maskapai 80% dalam rupiah hanya terbang dengan rute sedikit ke luar negeri. Kecuali Garuda Indonesia yang lumayan punya puluhan rute ke luar negeri," jelasnya.
Pertimbangan selanjutnya adalah berbeda-beda harga jual avtur di setiap provinsi. Sebagai gambaran, Mengutip laman Pertamina Aviation, Jumat (27/12/2019), harga avtur di Bandara Soetta sebesar Rp 8.010 per liter dan sudah termasuk biaya antar.