JAKARTA - Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi) ditandai dengan menguatnya indeks S&P 500 hingga level 3.300 untuk pertama kalinya. Sementara indeks utama AS lainnya juga melonjak ke rekor tertinggi. Penguatan ini didorong oleh rentetan laporan laba perusahaan dan data ekonomi yang menguat.
Mengutip Reuters, Jumat (17/1/2020), ketiga indikator utama bursa berakhir pada rekor tertinggi. Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 267,42 poin atau 0,92%, menjadi ditutup pada 29.297,64.
Sementara indeks S&P 500 meningkat 27,52 poin atau 0,84%, menjadi berakhir di 3.316,81. Indeks Nasdaq ditutup menguat 98,44 poin atau 1,06%, menjadi 9.357,13.
Saham-saham teknologi menjadi kontributor utama dalam mendongkrak kinerja bursa secara keseluruhan. Indeks teknologi informasi S&P menambahkan 1,4% ke rekor tertinggi, memimpin kenaikan di antara sektor-sektor utama. Microsoft Corp (MSFT.O) naik 1,8% dan pembuat chip juga melonjak setelah perkiraan kuat dari produsen chip kontrak top TSMC (2330.TW) (TSM.N).
Baca Juga: AS-China Gencatan Perang Dagang, Dolar AS Melemah
Asal tahu saja, Morgan Stanley (MS.N) melonjak 6,6% untuk memimpin S&P 500 setelah mengalahkan estimasi laba triwulanan dan meningkatkan tujuan kinerja, menutup beberapa pendapatan pemberi pinjaman besar AS dengan nada yang kuat
Sentimen lebih lanjut terangkat oleh data yang menunjukkan penjualan ritel AS naik 0,3% pada bulan Desember, sejalan dengan perkiraan para ekonom.
Angka-angka ritel menunjukkan ekonomi A.S. mempertahankan laju pertumbuhan moderat pada akhir 2019 dan meredakan kekhawatiran tentang kesehatan sektor ini setelah laporan penjualan liburan yang mengecewakan dari Target Corp (TGT.N) dan J.C. Penney Co Inc (JCP.N).
Baca Juga: Perang Dagang AS-China Mereda, Harga Emas Rebound
Rekor-rekor baru di Wall Street sendiri tercipta setelah Amerika Serikat dan China pada hari Rabu (15/1/2020) menandatangani kesepakatan menghentikan perang tarif, yang selama 18 bulan terakhir telah berdampak besar pada pasar keuangan dan menghambat pertumbuhan ekonomi global.
China diperkirakan akan mendorong pembelian barang dan jasa AS sebagai imbalan atas penarikan kembali beberapa tarif yang menjadi bagian dari kesepakatan. Meski demikian masih ada beberapa masalah pelik masih belum terselesaikan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)