JAKARTA - Boeing mencatat kerugian USD636 juta atau sekitar Rp8,67 triliun (kurs Rp13.645/USD) sepanjang 2019. Kerugian ini kembali terjadi pada perusahaan pembuat pesawat asal Amerika Serikat (AS) ini sejak yang terakhir pada 1997.
Kerugian pada tahun lalu berbanding dengan laba yang dihasilkannya pada 2018 sebesar USD10,5 miliar atau Rp143,27 triliun. Tetapi dalam segmen pesawat komersial, Boeing mencatat kerugian hingga USD6,7 miliar atau setara Rp91,4 triliun akibat tragedi pada pesawat 737 Max.
Baca Juga: Bangkit dari Keterpurukan, Boeing Uji Coba Pesawat Baru 777X
Pendapatan Boeing pun anjlok 24% menyusul penghentian pengiriman pesawat 737 Max pada Maret 2019. Boeing juga akan membayar biaya kompensasi tambahan sebesar USD2,6 miliar atau Rp35,48 triliun kepada pelanggan maskapai yang dirugikan akibat 2 kecelakaan fatal dengan korban jiwa sebanyak 346 orang.
Baca Juga: Boeing Uji Coba Perdana Pesawat 777X, Hasilnya?
"Kami menyadari bahwa kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kami fokus mengembalikan 737 Max ke layanan dengan aman dan memulihkan kepercayaan lama yang tercermin dari merek Boeing sebagai penerbangan umum. Untungnya, kekuatan keseluruhan portofolio bisnis Boeing kami menyediakan likuiditas keuangan untuk mengikuti secara menyeluruh dan proses pemulihan yang disiplin," ujar CEO Boeing David Calhoun, dilansir dari CNN, Kamis (30/1/2020).
Boeing diperkirakan akan mengeluarkan biaya lebih banyak lagi atas utangnya kepada maskapai. Biaya produksi jetnya tahun lalu meningkat sebesar USD2,6 miliar dan memperkirakan kenaikan biaya USD4 miliar tahun ini menyusul penghentian sementara produksi di awal 2020.