Konsolidasi RS BUMN, Erick Thohir Incar Pendapatan Rp8 Triliun

Giri Hartomo, Jurnalis
Senin 10 Februari 2020 19:35 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengonsolidasikan seluruh Rumah Sakit (RS) plat merah dalam sebuah wadah Indonesia Healthcare Center (IHC). Rencanannya akan ada 64 Rumah Sakit dengan total 6.500 tempat tidur yang akan disatukan pengelolaannya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan bisa raup keuntungan sebesar Rp8 triliun setiap tahunnya. Saat ini, secara revenue RS BUMN ini masih belum maksimal baik secara bisnis maupun fokus perusahaan.

 Baca juga: Erick Thohir Bakal Bentuk Holding Rumah Sakit

"Kalau secara revenue diawali hampir Rp5,6 triliun dengan ebitda Rp510 miliar. Tapi ini kan belum konsolidasi dan maksimal. Diharapkan ke depan bisa kurang lebih Rp8 triliun," ujarnya di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (10/2/2020).

Dengan konsolidasi rumah sakit milik negara ini diharapkan tidak hanya fokus pada masalah bisnis. Sebab dirinya juga ingin agar rumah sakit plat merah ini bisa fokus pada jalurnya masing-masing yakni dalam bidang kesehatan.

 Baca juga: Pengakuan Menteri Rini: Banyak RS BUMN Ogah Digabung

"Justru bagaimana dengan konsolidasi rumah sakit ini yang tadinya di miliki oleh perusahaan-perusahaan yang gak fokus ke kesehatan sekarang menjadi fokus di kesehatan, yang dituntut jadi ahli di bidangnya," jelasnya.

Menurut Erick, konsolidasi rumah sakit BUMN ini nantinya akan ada tiga tahapan. Pertama adalah adalah dengan mengonsolidasikan rumah sakit yang dimiliki oleh PT Pelni (Persero) dan PT Pertamina (Persero).

Setelah itu dilanjutkan untuk mengonsolidasikan dengan rumah sakit lainnya yakni dengan holding perkebunan (PTPN) dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Diharapkan pada akhir tahun 2020 proses konsolidasi semakin besar.

 Baca juga: Ada 'Holdingisasi', Bos-Bos BUMN Mulai Berobat ke RS Pelat Merah

Sebenarnya, holding BUMN Rumah Sakit sudah dibentuk pada tahun 2017 dengan nama IHC yang mana Pertamina yang menjadi induk holdingnya. Adapun anggota dari IHC Ini adalah ada sekitar 77 rumah sakit dan klinik.

Hanya saja, holding ini masih belum berjalan dengan maksimal. Mengingat anggota holding BUMN Rumah Sakit ini masih belum fokus pada lini bisnisnya yakni pada sektor kesehatan. Oleh karenanya, Erick menginginkan agar pelayanan dari seluruh rumah sakit yang berada di Holding Rumah Sakit ini bisa disatukan agar lebih maksimal.

"Yang pertama kan Pelni dengan Pertamina dulu, setelah degan PTPN, Pelindo dan lain-lain. Tapi hari ini untuk operasionalnya tidak menunggu kepemilikan, sudah mulai disinergikan operasinalnya. Apalagi penting sekali tercipta bisa memapping konsolidasi ini ke depannya perlu apa, misalnya alat CT scan, MRI baru lima. Dengan mapping ini kita bisa prediksi kebutuhan dari alat-alat yang ada," jelasnya..

Dia juga menjelaskan mengenai holding perusahaan farmasi BUMN yang telah terjadi. Ke depannya, dia berharap agar holding farmasi dapat bersinergi dengan Pertamedika yang merupakan induk holding BUMN Rumah Sakit.

"Holding farmasi sudah terjadi, bagaimana farmasi ini bisa bersinergi dengan rumah sakit karena penting sekali, pada saat sekarang usia penduduk Indonesia masih muda 58%. Health security harus mulai diantisipasi dari sekarang," kata Erick.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya