4. Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan sudah 95%
Salah satu proyek pembangunan bendungan di Indonesia sudah memasuki tahap akhir. Artinya, tidak lama lagi bendungan sudah siap digunakan dan dioperasikan.
Bendungan itu ialah Bendungan Tapin yang terletak di Kalimantan Selatan. Bendungan ini sudah memasuki tahap akhir dan ditargetkan rampung pada tahun ini.
“Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan telah memasuki tahap akhir pembangunan dengan progres 95% pada akhir Januari lalu dan ditargetkan selesai tahun ini,” tulis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui akun Instagram resminya @kemenpupr, Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Bendungan ini memiliki kapasitas 70,52 m3 dan mengaliri lahan seluas 5.472 hektar di Kabupaten Tapin.
5. 8 Bendungan juga Akan Rampung
Pemerintah terus meningkatkan jumlah tampungan air di Indonesia. Untuk tahun ini, ada delapan penyelesaian pembangunan bendungan baru di sejumlah provinsi lumbung pangan nasional untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional.
“Namun potensi sebesar itu, keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan waktu, sehingga kita membutuhkan tampungan-tampungan air. Dengan begitu pada saat musim hujan air ditampung untuk dimanfaatkan musim kemarau. Itulah gunanya bendungan dan embung/setu untuk penampungan air,” tutur Basuki, dalam keterangannya.
Adapun delapan bendungan yang rampung tahun ini di antaranya, Bendungan Paselloreng di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Bendungan Ladongi Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Bendungan Tapin Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kemudian, Bendungan Way Sekampung Provinsi Lampung, Bendungan Kuningan Provinsi Jawa Barat, dan tiga bendungan di Provinsi Jawa Timur yakni Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Tukul di Pacitan dan Bendungan Gongseng di Bojonegoro.
6. Bendungan Keureuto Berguna Atasi Banjir Aceh Utara
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Bendungan Keureuto selesai akhir tahun ini. Di mana progres pengerjaan hingga saat ini mencapai 68 %.
Pembangunan bendungan merupakan bagian dari rencana induk (master plan) pengendalian banjir. Diharapkan bendungan ini dapat mengurangi risiko bencana banjir dari hulu ke hilir di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan SDA di Indonesia. Pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau, perubahan temperatur, cuaca, serta pola hujan cenderung durasinya lebih pendek namun dengan intensitas yang tinggi sehingga kerap mengakibatkan banjir.
"Untuk itu kita memerlukan banyak bendungan agar risiko banjir dapat dikurangi secara signifikan” katanya, dalam keterangan tertulisnya.
Bendungan ini berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 6,34 MW. Serta memilki manfaat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,50 m3/detik, menyuplai air irigasi seluas 9.420 hektar yang terdiri dari intensifikasi Daerah Irigasi (DI) Alue Ubay seluas 2.743 hektar dan ekstensifikasi DI Pasee Kanan seluas 6.677 hektar.
7. Bendungan Karian Tangkal Banjir Banten
Komisi V DPR RI meminta Pemerintah Kabupaten Lebak dan Pemerintah Provinsi Banten untuk terlibat aktif dalam membantu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam rangka percepatan pembangunan Bendungan Karian, khususnya dalam melakukan pembebasan lahan. Pasalnya, bendungan ini nantinya diyakinkan mampu mengatasi permasalahan banjir di Provinsi Banten.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae saat melakukan kunjungan kerja ke Bendungan Karian yang terletak di Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Pronvinsi Banten. Menurutnya, meskipun pembangunan belum rampung, bendungan ini sudah mampu mengatasi banjir di Banten.
“Kita dengar tadi cerita dari Wakil Bupati Lebak dan Kepala Balai (BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian) bahwa hampir saja Banten ini tenggelam habis, untung saja ada bendungan (Karian), yang meskipun belum kelar sudah mampu mengatasi banjir di Banten, yang penting bagaimana semua bekerja sama agar bendungan ini bisa diselesaikan dan dapat dirasakan manfaatnya,” tutur Ridwan Bae seperti dikutip dari laman Kementerian PUPR.
(Fakhri Rezy)