JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara terkait anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir. Pada hari ini saja, IHSG ditutup anjlok hingga 6,6% di level 5.136,81 atau 5.137 imbas dari Virus Korona.
Menurut Sri Mulyani, pelemahan IHSG ini menyusul pelemahan yang terjadi pada pasar saham Amerik Serikat atau Wall Street. Pasalnya, seluruh pasar saham saling berkaitan satu sama lainnya.
Baca juga: OJK Perbolehkan Emiten Buyback Saham Tanpa Persetujuan RUPS
Wall Street sendiri mengalami pelemahan imbas dari wabah virus Korona yang penyebarannya bergerak cepat. Di sisi lain, ada masalah juga pada internal Wall Street.
"Itu tadi yang saya sampaikan ini semua kan berkaitan. IHSG kemarin di Wall Street karena mereka ada masalah internal maupun kondisi penangan terhadap risiko virus Korona maka kemudian paginya kita buka kita juga ikut turun," ujarnya saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Senin (9/3/2020).
Baca juga: IHSG Turun 6,58%, Terpuruk Ketiga di ASEAN
Turunnya IHSG juga kemudian berdampak karena pasar saham di Eropa. Bahkan bursa saham di Inggris yakni The Financial Times Stock Exchange (FTSE) sudah mengalami penurunan hingga 6%.
"Dari kita turun maka Eropa saat ini turun. Kalau kita lihat FTSE yang di London kan udah turun 6% juga," ucapnya.
Menurut Sri Mulyani, pelemahan di semua pasar keuangan dunia ini membuat investor cenderung mencair instrumen investasi yang aman. Misalnya saja seperti Surat Berharga Negara (SBN) ataupun emas berjangka.
"Ini menggambarkan pasar keuangan dunia mengalami apa yang disebut ketidakpastian dan mereka bereaksinya adalah melalui tadi mencari instrumen yang aman. Makannya mereka membeli surat berharga. Treasury AS 10 tahun belum pernah terjadi yield-nya turun 1%. Bahkan hanya 0,6% dan pagi tadi bisa 0.3% bahkan ini adalah terendah di dalam sejarahnya mereka," kata Sri Mulyani.
(Fakhri Rezy)