JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara terkait pelemahan nilai tukar Rupiah yang terjadi beberapa hari ini. Adapun nilai tukar rupiah pada hari ini sudah menyentuh angka Rp15.215 per USD.
Menurut Sri Mulyani, pelemahan nilai tukar rupiah ini merupakan fenomena besar yang tengah terjadi para perekonomian global. Sebab, pelemahan mata uang ini tidak hanya terjadi pada Rupiah saja melainkan mata uang negara lainnya juga.
Baca juga: Jika Lockdown, Sri Mulyani Sudah Siap kan Anggarannya
"Pasar keuangan ini mengalami tekanan dan ini suatu fenomena yang besar ini merupakan dinamika ekonomi global," ujar Sri Mulyani dalam video conference di Jakarta, Rabu (18/3/2020).
Menurut Sri Mulyani, pelemahan pada nilai tukar rupiah ini imbas dari wabah virus corona (Covid-19). Akibatnya, investor baik dari dalam maupun luar negeri memilih untuk mencari instrumen investasi yang lebih aman.
Baca juga: Negatif Corona, Sri Mulyani Berikan Contoh Work from Home Lewat Teleconference
Oleh karena itu, selain mata uang rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ikut melemah. Pelemahan ini bahkan membuat asumsi makro yang sudah dibuat oleh pemerintah meleset
Dia pun melanjutkan indeks harga saham gabungan juga ikut terinfeksi hal ini dikarenakan virus corona (Covid-19). Adapun IHSG dan rupiah ini membuat asumsi makro meleset.
"IHSG dan rupiah mengalami tekanan dan juga surat berharga negara serta yield obligasi pemerintah mengalami kenaikan dan ini penurunan terjadi dalam minggu ini dan rupiah sudah tembus Rp15.051," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun bakal terus mencermati perkembangan ekonomi Indonesia dan global. Langkah ini nantinya akan dijadikan acuan bagi pemerintah untuk membuat suatu kebijakan.
"Ini suatu fenomena yang perlu dipelajari dan saya monitor sangat besar bisa merespons dari sisi mitigasi dampak negatifnya," jelasnya.
(Fakhri Rezy)