3 BUMN Rampingkan Anak Usahanya, Ini Langkah Lanjutan Erick Thohir

Giri Hartomo, Jurnalis
Jum'at 03 April 2020 14:21 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Okezone.com)
Share :

 JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui sudah menyiapkan langkah lanjutan untuk membuat kinerja perusahaan lebih rasional. Selain mengefisiensikan anak dan cucu usaha BUMN, dirinya sedang melakukan pemetaan BUMN lainnya.

"Kalau dilihat total perusahaan bumn 140 dengan anak dan cucu sampai 800 perusahaan. Kebanyang tidak kalau 70% itu dikonsolidasi. Ini yang saya mapping," ujarnya, dalam telekonferensi, Jumat (3/4/2020).

Namun demikian, kata Erick, hal-hal ini sedang dalam proses. Termasuk juga soal pembentukan sub-sub holding nantinya.

Baca Juga: Anak Usaha Dipangkas, Keuangan Pertamina dan Telkom Kian Positif?

"Sub holding tidak ada hubungan dengan klaster karena jumlahnya pasti akan banyak. Klaster ini porofolio dipegang Wamen dan kita ciutkan. Seperti di Norwegia itu ada 290 perusahaan dengan 5 klaster, nah ini yang akan kita bicarakan dengan kementerian lain," ujarnya.

Berikut, BUMN yang akan dan tengah melakukan rasionalisasi dan konsolidasi yaitu:

Pertamina

Saat ini, Pertamina memiliki 25 perusahaan yang non aktif dan siap untuk dilakukan rasionalisasi. Dari 25 perusahaan tersebut, 4 perusahaan sudah berstatus Dalam Likuidasi (DL), 3 perusahaan diusulkan untuk likuidasi, dan 1 perusahaan diusulkan untuk divestasi. Sehingga dalam jangka pendek pada tahun 2020 akan ada rasionalisasi sejumlah 8 perusahaan. Proses rasionalisasi ini akan terus berlanjut setelah tahun 2020.

Telkom Indonesia

Telkom akan melakukan konsolidasi terhadap 20 anak perusahaan yang memiliki kesamaan portofolio ataupun yang saat ini masih kurang optimal dalam memberikan nilai tambah menuju digital telco, dimana akan dilaksanakan secara bertahap hingga tahun 2021

Garuda Indonesia

Garuda saat ini sedang melakukan refocusing back to core business. Oleh karena itu, Garuda akan merasionalisasi 6 (enam) cucu perusahaan yang operasionalnya belum optimal dalam memberikan return dan nilai tambah bagi Garuda Indonesia Grup.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya