JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merangkap Ketua Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir mencatat tidak ada obat Corona atau Covid-19 selain vaksin yang tengah diproduksi PT Bio Farma (Persero).
Erick menegaskan bahwa isu perihal obat herbal Covid-19 yang beredar di masyarakat bukanlah obat untuk menyembuhkan orang yang terinfeksi Covid-19. Dia bilang, obat-obatan itu hanyalah terapi bagi penyembuhan bagi mereka yang terinfeksi.
Baca Juga: Alhamdulillah Bahan Baku Vaksin Corona Halal, Simak 5 Faktanya
"Kadang-kadang semua bilang ada obatnya, obatnya belum ada, yang ada terapi penyembuhan," kata Erick dalam dalam Webinar, Senin (10/8/2020).
Erick menghimbau agar masyarakat tak lagi memperdebatkan obat herbal yang diklaim sebagai anti virus Corona tersebut. Kata dia, selagi obat herbal itu dikonsumsi dan menumbuhkan dan memperkuat imunisasi masyarakat maka tak ada masalah bila dikonsumsi.
Erick pun mengakui bahwa obat herbal yang ditemukan cukup bermanfaat bagi daya tahan tubuh manusia. Dia bilang, penurunan kasus kematian dan penyembuhan pasien positif yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur salah satu karena obat herbal. Bahkan, kasus yang sama pun terjadi di China. Di mana, penurunan kasus positif juga karena obat herbal.
"Terbukti di Surabaya penurunannya salah satunya adalah herbal, di China sendiri awal-awalnya karena herbal. Jadi kita lucu anti jamu semua impor, ini bukan salah dan benar hal ini yang harus dilakukan bahwa setelah di vaksin ada terapi penyembuhan," kata dia.
Sebelumnya, Erick mengatakan, Bio Farma mampu memproduksi vaksin Covid-19 sebanyak 250 juta dosis per tahun, di akhir 2020. Hal itu disampaikannya saat meninjau laboratorium dan fasilitas produksi Bio Farma, perusahaan induk BUMN di bidang farmasi, di Bandung, Jawa Barat.
Kunjungan Erick ini sekaligus untuk memastikan kesiapan uji klinis fase tiga calon vaksin Covid-19 hasil kolaborasi bersama Sinovac.
“Hari ini saya memastikan Bio Farma sudah siap memproduksi 100 juta dosis vaksin Covid-19 per tahun dan di akhir tahun siap memproduksi 250 juta dosis per tahun,” kata Erick Thohir.
Dia mengatakan, dalam upaya percepatan penanganan pandemi Covid-19, salah satu fokus utama Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional melipatgandakan ketersediaan vaksin. Begitu juga terapi pengobatan yang sangat krusial untuk menanggulangi pandemi.
Erick mengatakan, terkait hal itu, Bio Farma telah memproduksi vaksin sejak 1890 dan dipercaya lebih dari 150 negara dalam memproduksi 15 jenis vaksin, dengan pangsa pasar 75 persen untuk vaksin polio yang menyebar di seluruh dunia. Bio Farma juga memastikan produknya halal dan sudah digunakan di beberapa negara Timur Tengah.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)