NEW YORK - Harga minyak mengalami kenaikan pada perdagangan Senin (17/8/2020) waktu setempat. Hal ini dikarenakan produsen OPEC+ hampir sepenuhnya menyetujui pada bulan Juli dengan kesepakatan pengurangan produksi global mereka. Selain itu, setelah pejabat AS mengatakan China mematuhi tahap pertama dari kesepakatan perdagangan kedua negara.
Melansir CNBC, Jakarta, Selasa (18/8/2020), Minyak mentah Brent naik 57 sen, atau 1,3% menjadi USD45,37 per barel. Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate ditutup 88 sen, atau 2,09%, lebih tinggi pada USD42,89 per barel.
Baca juga: Khawatirkan Permintaan Pulih Lebih Lambat, Harga Minyak Tergelincir
Kepatuhan dengan pemotongan produksi minyak OPEC + terlihat di sekitar 97% pada Juli. Negara-negara penghasil minyak telah memangkas produksi pada tingkat rekor untuk mengekang pasokan dan mengurangi persediaan di seluruh dunia.
China memenuhi kesepakatan perdagangan yang ditandatangani kedua pihak pada bulan Januari, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin, meskipun negara itu sejauh ini gagal memenuhi janji pembelian produk AS. Perusahaan minyak milik negara China secara tentatif telah memesan kapal tanker untuk mengangkut setidaknya 20 juta barel minyak mentah AS untuk Agustus dan September.
Baca juga: Harga Minyak Turun 2%, Brent Dijual USD44,6/Barel
Investor menunggu komite menteri OPEC +, yang dikenal sebagai JMMC, pada hari Rabu yang akan meninjau pasar minyak dan kepatuhan dengan pakta pengurangan pasokan minyak global, meskipun tidak ada perubahan dalam perjanjian tersebut.
Pada bulan Agustus, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dikenal sebagai OPEC + mengurangi pemotongan yang disepakati menjadi 7,7 juta barel per hari (bph) dari 9,7 juta barel per hari sebelumnya. Kontrak berjangka Brent menunjukkan bahwa pedagang melihat persediaan tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang karena melemahnya permintaan.
Minggu lalu Administrasi Informasi Energi menyesuaikan permintaan minyak global ke bawah, menunjukkan penurunan yang lebih kecil dari perkiraan sebelumnya dalam persediaan global.
“Persediaan mengambang bahkan bisa mulai meningkat lagi karena WTI dan Brent menyebar membawa biaya meningkat,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
(Fakhri Rezy)