JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin telah berupaya meningkatkan perekonomian dan investasi sejak dilantik pada 20 Oktober 2019.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Mardani H Maming mengatakan, peningkatan investasi dan ekonomi terlihat saat Omnibus Law disahkan. Meski peraturan tersebut dikritik sejumlah kelompok, mulai dari aktivis lingkungan hingga serikat buruh.
"Ada kemajuan peningkatan dalam indeks kemudahan berusaha dalam lima tahun pemerintahan Jokowi. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sendiri menargetkan pencapaian investasi tahun 2020 sebesar lebih dari Rp880 triliun atau sekitar 11% lebih tinggi dibanding 2019," ujar Maming, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (20/10/2020).
Baca Juga: Setahun Jokowi-Ma'ruf, Teguhkan Kembali Indonesia Sentris
Menurutnya, economic slow down dirasakan sejumlah pengusaha di Indonesia terutama penurunan nilai ekspor. Hal ini bukan soal insentif namun ada fundamental yang harus diperbaiki, di mana insentif akan sulit didapat jika regulasi belum mendukung.
Maming menjelaskan, Indonesia mempunyai pasar yang besar dalam ekspor. Maka dari itu, selain masalah perijinan dan insentif maka pemanfaatan sumber daya yang ada juga perlu ditingkatkan.
Poin penting dalam UU Cipta Kerja, kata Maming, diupayakan ada jaminan lebih baik tentang pekerjaan, jaminan pendapatan lebih baik, dan jaminan lebih baik bidang sosial. Melalui UU Cipta Kerja ini, membuka kesempatan yang luar biasa bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi.
"Mereka yang tadinya mengurus perizinan panjang dan berbelit, nanti cukup lewat satu pintu saja. Jadi jangan buru-buru komplain berlebihan padahal belum memahami penuh, isi dan substansi dari versi terakhir UU Cipta Kerja ini," ungkapnya.
Baca Juga: Namanya Diabadikan Jadi Jalan di Abu Dhabi, Jokowi: Eratnya Hubungan RI-UEA
Selain itu, pencapaian pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam satu tahun terakhir dari perspektif dunia usaha salah satunya yaitu berusaha semakin mudah dan promosi menjadi investment grade. Salah satu yang menonjol adalah dalam hal kemudahan berbisnis.
"Hanya dalam waktu dua tahun, posisi Indonesia melonjak 42 tingkat, dari peringkat ke-114 pada 2015 menjadi peringkat ke-72 pada 2018. Sekalipun turun satu tingkat pada 2019 dan 2020, skor kemudahan berbisnis Indonesia membaik dari 68,0 poin tahun 2019 menjadi 69,6 poin pada 2020," tuturnya.