Mengenang Tong Djoe sang Pendiri Pertamina, Kisah Gedung Tunas Diresmikan Soeharto dan Lee Kuan Yew

Antara, Jurnalis
Kamis 11 Februari 2021 13:37 WIB
Pertamina (Foto: Okezone)
Share :

Soal Gedung Tunas

Gedung menjulang tinggi yang memiliki 28 lantai berlokasi di 70 Anson Road ini merupakan soal utama kasus yang menimpa Tong Djoe. Padahal gedung yang diresmikan 20 Oktober 1973 itu memiliki nilai sejarah dalam upaya mendekatkan hubungan antara Indonesia, Singapura dan China.

Dua pemimpin negara saat itu, PM Singapura Lee Kuan Yew dan Presiden Indonesia Soeharto, turut memberikan selamat atas kesuksesan yang diraih Tong Djoe itu saat peresmian gedung megah di tahun-tahun awal pembangunan ekonomi negeri-kota itu.

Kawan dekat sang taipan, Ibnu Sutowo yang saat itu memegang pimpinan perusahaan minyak Indonesia, Permina, (nama awal sebelum Pertamina) pernah melukiskan gedung itu sebagai proses perjuangan Tong Djoe.

"Kita tahu benar awal mula Tunas dan proses perjuangannnya. Kita tahu bagaimana dalam berbagai situasi yang rumit, saudara Tong Djoe dan Tunas tetap bekerja sama erat dengan dunia usaha Indonesia," kata Ibnu Sutowo dalam sambutan peresmian Tunas Building.

"Pada masa sulit ekonomi Indonesia, saudara Tong Djoe juga telah memberikan banyak bantuan kepada Permina yang baru didirikan serta badan-badan usaha milik negara lainnya. Kita juga tahu, beliau pernah memberikan banyak bantuan kepada mantan anggota-anggota angkatan bersenjata kita yang ingin terjun ke dunia bisnis." ujarnya.

Dia merasa bersyukur, melalui kerja keras sekian lama, akhirnya berdirilah bangunan megah ini. Lagi pula bangunan itu terletak di kawasan penting bisnis Singapura sebagai perusahaan sukses yang dimiliki warga Indonesia di luar negeri.

Seiring berkembangnya perekonomian Singapura, Anson Road memang menjadi sentra bisnis dengan kedekatannya dengan pelabuhan yang menjadi pusat pelayaran negeri itu.

Pada tahun 1981, untuk kelancaran usahanya Tong Djoe menjual sebagian besar gedung yang didirikannya itu seharga 85 juta dolar SG, dengan hanya menyisakan tiga lantai teratas sebagai kantor dan tempat parkir di lantai tiga, khusus untuk perusahaan Tunas miliknya.

Bersamaan berjalannya waktu, taipan Indonesia ini tetap mengembangkan bisnisnya di negeri "Merlion" ini sambil berhubungan dengan para politisi untuk membantu semampunya, seperti merekatkan hubungan Indonesia dan Singapura, Singapura dan China, serta Indonesia dan China.

"Dari gedung ini juga saya merapatkan hubungan bilateral dan bisnis antara Indonesia dan Singapura. Ketika tentara Indonesia sudah siap menyerang Singapura awal tahun 1970-an (peristiwa konfrontasi Red.), saya bantu menyelesaikannya. Setelah membaik, saya membawa pengusaha Singapura ke Indonesia," ungkapnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya