Untuk bertahan agar tetap mendapat keuntungan, Hadi memperkecil ukuran tahu pada setiap papan. Tiap papan yang biasanya berisi 80 buah tahu, kini pengrajin memperkecil ukuran hingga berjumlah 90 buah.
Serupa dengan para pengrajin tempe, Hadi tidak berani menaikkan harga tahu perbuahnya karena takut tidak ada pembeli, sehingga dia mengurangi ukuran untuk menekan harga produksi.
Sementara menurut penuturan pengurus paguyuban Kampung Tahu Siswandi menjelaskan hanya tersisa tujuh pengrajin tahu dan tempe saja di desanya dari semula yang berjumlah 25 sampai 30 pengrajin saat harga kedelai tidak tinggi.
Mereka kini beralih pekerjaan karena selalu rugi menjual tahu dan tempe.
Para pengrajin tahu dan tempe berharap pemerintah mengerti apa yang dialami mereka atas kenailan harga kedelai impor.
(Dani Jumadil Akhir)