“Hingga Mei, sektor korporasi belum mengalami pemulihan secepat yang diharapkan. Beberapa korporasi dengan pemulihan yang lambat berpotensi memberikan spill over ke sektor keuangan, seperti tourism,” jelas Sri Mulyani.
Selain itu, KSSK juga akan melakukan intervensi agar sektor keuangan, terutama perbankan, bisa memberikan fungsi intermediasi untuk mendorong pertumbuhan sektor riil. Menkeu mengatakan pemerintah tidak mungkin terus mengandalkan instrumen fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Karena berbagai sektor itu resiko, dampak, dan pemulihannya berbeda-beda, sektor perbankan mungkin memilih yang lebih aman dan ini akan menimbulkan resiko bahwa pemulihan ekonomi kita tidak merata,” ujar Sri Mulyani.
Lebih lanjut Menkeu menyampaikan dalam rangka membantu memulihkan perekonomian APBN didukung Bank Indonesia melalui SKB 1 dan 2 serta instrumen di sektor monter, kemudian OJK dari sisi regulasi untuk melakukan intermediasi sektor perbankan dan pembiayaan. KSKK, kata dia, akan terus mengawal kondisi perekonomian dan sektor keuangan yang dampak akibat COVID-19 lebih lama dibandingkan krisis finansial.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)