Luhut mengatakan anggaran infrastruktur terus ditingkatkan. Pada 2020, angkanya mencapai Rp 423 triliun. Dari sebelumnya Rp 399,7 triliun pada 2019, Rp 394 triliun di 2018 dan Rp 379,7 triliun pada 2017. "Tol Sumatra sekarang sudah sampai Palembang. Palembang terus ke Medan, Medan terus ke Aceh. Begitu juga tol di Kalimantan. Bagaimana perbatasan bisa kita pelihara terus kalau kita tidak punya jalan tol," tuturnya.
Dia menjelaskan sepanjang 2015-2019 sudah 853,47 km jalur kereta api yang dibangun. Saat ini, pemerintah tengah mengejar penyelesaian proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. "Harus selesai bulan November, waktu G20 di Bali. Dari sekarang, kita sudah mulai studi mengenai Bandung ke Surabaya," ucap Luhut.
Tak hanya itu, tambah Luhut, selama kurun waktu 2015-2019 ada 10 bandara baru yang selesai dibangun.
Selain itu, lima pelabuhan di Maluku Utara, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur. "Kemarin saya 2 hari ada di Indonesia Timur. Melihat industri-industri yang sedang kita bangun di sana," ungkapnya.
Salah satu yang dikunjungi Luhut adalah Pulau Obi di Maluku Utara. "Itu ada investasi hampir US$3 miliar, membuat HPAL, material untuk lithium battery pertama di dunia. Dan kedua nanti di Morowali, US$10 miliar, kemudian Weda Bay US$11 miliar," tuturnya.
Di Kalimantan Utara, lanjut Luhut, dibangun Tanah Kuning Industrial Park di lahan seluas 12.500 hektare. Masih di provinsi yang sama, potensi hydropower mencapai 6.080 MW. Selain itu, pemerintah tengah menjalankan rencana sintesis amonia hijau FFI dengan nilai investasi US$ 2,5 miliar.
Luhut memaparkan saat ini pemerintah juga tengah fokus membidik sektor kesehatan. Selama ini, mayoritas obat-obatan diimpor dari luar negeri.