JAKARTA - Harga emas berjangka menguat tipis pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Kenaikan harga emas didukung spekulasi bahwa Federal Reserve tidak mungkin merespons dengan pengetatan moneter segera setelah inflasi AS mencatat kenaikan terbesar dalam 13 tahun bulan lalu, namun kenaikannya tertahan oleh penguatan greenback.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak USD4,0 atau 0,22%, menjadi ditutup pada USD1.809,90 per ounce.
Baca Juga: Turun Rp4.000, Harga Emas Antam Dibanderol Rp946.000/Gram
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (13/7/2021) bahwa indeks harga konsumen (IHK), ukuran inflasi yang diawasi ketat, meningkat sebesar 0,9% pada Juni, melebihi perkiraan kenaikan 0,5% oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Angka tersebut juga merupakan peningkatan terbesar sejak 2008. Sementara itu, kenaikan inflasi tahunan mencapai sebesar 5,4% pada Juni.
Baca Juga: Harga Emas Berjangka Turun Jelang Rilis Data Inflasi
Tetapi para analis mengatakan data itu tidak mungkin memicu respons pengetatan kebijakan moneter yang cepat dari The Fed, memberikan beberapa dukungan untuk emas.
“Ini akan membutuhkan serangkaian angka yang lebih panas tentang pembacaan inflasi untuk menggerakkan jarum The Fed. Pembacaan satu bulan tidak akan berhasil," kata Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals, menambahkan bahwa The Fed juga akan mempertimbangkan data ketenagakerjaan dan pertumbuhan.