JAKARTA - Pembentukan Holding BUMN Pertahanan terus digodok Kementerian BUMN. Proses tersebut pun dipercepat dan ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.
Konsolidasi juga tidak dilakukan sesama BUMN di sektor pertahanan. Namun, menyasar industri pertahanan negara lain.
Menteri BUMN Erick Thohir baru saja mengumumkan kerjasama antara PT Pindad (Persero) dengan Holding Qatar Barzan. Tujuan kolaborasi antara BUMN milik negara emirat di Timur Tengah itu dengan Pindad untuk memajukan industri pertahanan dalam negeri.
Tujuan itu sejalan dengan target Holding Pertahanan, di mana menciptakan produk pertahanan unggulan di bawah satu payung manajemen. Sementara, Pindad nantinya bertindak sebagai anggota holding.
Baca Juga: Jadi Komisaris Milenial Anak Usaha PGN, Ini Jejak Karier Arya Anugrah
"Alhamdulillah, dalam pertemuan ini Barzan menyatakan komitmennya untuk bekerjasama dengan Pindad untuk memajukan industri pertahanan Indonesia. Barzan menyatakan bahwa kerjasama ini nantinya bukan hanya bisnis, namun juga mencakup alih teknologi dan pengembangan SDM Pindad agar dapat bersaing dalam rantai nilai global” ujar Erick, Senin (8/11/2021).
Lantas, bagaimana persiapan pendirian Holding BUMN Pertahanan saat ini?
Mengutip laman resmi Pindad, sejumlah industri pertahanan pelat merah terus melakukan konsolidasi, salah satunya melalui Focus Group Discussion (FGD) dalam kemasan Indonesian Defence Club (IDC) Chapter III.
Ruang dialog tersebut diyakini mampu menampung aspirasi dari BUMN industri pertahanan dan masukan dari para pemangku kepentingan untuk mendorong pemenuhan program pertahanan dan keamanan nasional.
Baca Juga: Holding BUMN Qatar Gandeng Pindad, Erick Thohir: Bisa Majukan Industri Pertahanan RI
Sementara itu, Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, FGD tersebut erat kaitannya dengan inisiatif strategis BUMN industri pertahanan untuk memperkuat kolaborasinya. Khususnya, mendorong industri pertahanan dalam rantai pasok dan transformasi digitalisasi yang sejalan dengan inisiatif strategi ekonomi dan nilai sosial, hingga kepemimpinan teknologi.
“Dalam kaitannya dengan kepemimpinan teknologi, salah satunya dengan membangun kapabilitas industri pertahanan yang selaras dengan kebutuhan pemerintah atau pengguna,” katanya.
Selain itu, peningkatan value creation dari global strategic partnership BUMN industri pertahanan dengan target penurunan impor, meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan masuk dalam global supply chain guna meningkatkan volume ekspor produk pertahanan.
“Target rata-rata peningkatan TKDN produk unggulan di 2024 sebesar 51%. BUMN Industri Pertahanan juga berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem industri pertahanan dengan melibatkan BUMN/BUMS yang sudah memiliki persyaratan standar,” katanya.