JAKARTA - Menikah di usia muda punya berbagai risiko, termasuk dari segi finansial. Bahkan, sudah ada beberapa penelitian yang membahas bahaya pernikahan dini.
Menurut perencana keuangan sekaligus CEO ZAP Finance, Prita Ghozie Hapsari seperti dilansir dari akun Instagram resminya, Minggu (9/1/2022), ada tiga risiko utama dilakukannya pernikahan muda.
Risiko pertama adalah belum siap finansial, bahkan pekerjaan yang juga belum jelas pasti.
Baca Juga: Hidup Hanya dari Gaji Bulanan, Begini Cara Aturnya agar Tak Numpang Lewat! Bisa untuk Investasi
Kedua, risiko mental yang belum siap. Kemudian, risiko ketiga adalah fisik istri yang juga belum siap untuk mengandung.
Meski pernikahan dini bertabur risiko, bukan berarti menikah di usia matang akan selalu mulus. Prita menyebut, tetap ada risiko pernikahan meski dilakukan di usia matang khususnya masalah hubungan finansial.
Baca Juga: Apa Itu Merdeka Finansial? Buat Generasi Z Simak Penjelasannya
Dirinya pun menyebutkan 3 Financial Red Flags atau tiga "bendera merah" finansial yang berpotensi membahayakan hubungan. Berikut daftarnya:
1. Tidak mau berkompromi tentang finansial
Masing-masing pihak bisa jadi memiliki prinsipnya sendiri dalam mengatur keuangan. Namun, secara ideal keduanya dapat mencari jalan tengah untuk mengurus keperluan finansial bersama.
Jika salah satu atau kedua pasangan tidak sudi berkompromi, akan sulit mengatur keuangan dalam rumah tangga nantinya.
2. Anti komunikasi soal finansial
Pasangan idealnya perlu untuk mengkomunikasikan berbagai hal bersama, termasuk tentang finansial.
Jika tidak, lantas, perencanaan keuangan rumah tangga pun berpotensi jadi berantakan dan tidak berjangka panjang.
3. Utang menumpuk, gaya hidup bergelimang
Risiko ketiga dapat terjadi dalam situasi yang masih kerap terjadi, khususnya di kota-kota besar ini.
Seringkali pasangan suami-istri hidup dengan gaya bergelimang harta, nyatanya keduanya memiliki segudang utang yang perlu dilunasi. Oleh sebab itu, penting adanya rencana keuangan yang dilakukan bersama secara matang untuk kehidupan di masa mendatang.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)