JAKARTA - Kemiskinan ekstrem ditargetkan menjadi 1,5% sampai 2% pada 2023. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa mengatakan, rakyat miskin ditargetkan berkurang hingga 3 juta orang.
"Kira-kira, kita dapat mengurangi kemiskinan 2,5 juta-3 juta orang dan diharapkan semakin kecil dan menjadi 0-1% pada akhir tahun 2024," ujarnya dalam Kick Off Meeting Penyusunan RKP 2023 secara daring di Jakarta, Kamis (17/2/2021).
Melalui percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem juga diharapkan proporsi penduduk yang tercakup dalam program jaminan sosial mencapai 91% dan nilai tukar petani/nelayan 103-105/105-107.
Sasaran tersebut, kata Suharso, merupakan salah satu dari delapan sasaran dan indikator fokus RKP 2023 yang mengangkat tema peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Melalui upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia prevalensi stunting pada balita diharapkan dapat ditekan menjadi 17,5% pada tahun 2003 dan diharapkan menjadi 14% pada akhir tahun 2024," ujarnya.
Kemudian, sasaran dan indikator fokus RKP 2023 yang ketiga adalah penanggulangan pengangguran disertai peningkatan decent job dengan proporsi pekerja yang bekerja pada bidang keahlian menengah dan tinggi sebanyak 43%.
Sasaran selanjutnya adalah mendorong pemulihan dunia usaha melalui revitalisasi pariwisata dan pengembangan UMKM. Pemerintah menargetkan pertumbuhan wirausaha pada 2023 mencapai 3,5% dengan nilai devisa pariwisata yang mencapai 1,76-6,06 miliar dolar AS.
Revitalisasi industri dan penguatan riset terapan turut menjadi sasaran fokus RKP 2023 melalui upaya revitalisasi industri termasuk hilirisasi dan penguatan riset terapan.
"Diharapkan pada 2023, pertumbuhan industri pengolahan menjadi 5,4-5,9%, sehingga kontribusi industri terhadap PDB industri pengolahan dalam hal ini meningkat menjadi 20,6%," tutur Suharso.