Kasus Covid-19 Meningkat, Jokowi Minta Vaksin Booster Dipercepat

Michelle Natalia, Jurnalis
Senin 21 Februari 2022 15:24 WIB
Presiden Jokowi (Foto: Setkab)
Share :

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong agar para lansia, komorbid, dan yang belum divaksin harus segera diprioritaskan, juga diberikan screening awal di rumah-rumah sakit.

Jokowi juga meminta agar telemedicine berjalan, dan disiapkan obat, baik oleh Pemda maupun di apotek-apotek. Tentunya, tak lupa peningkatan disiplin prokes dan percepatan vaksinasi diseluruh daerah, terlebih dengan kenaikan kasus aktif Covid-19 di luar Jawa-Bali.

"Kasus di luar Jawa Bali terjadi kenaikan walau proporsi mencapai 23% dari kasus aktif nasional, yakni sebanyak 124.714 dari 536.358. Pemerintah terus memantau dan menyiapkan langkah karena ini puncaknya dalam 2-3 minggu ke depan yang perlu diantisipasi," ujar Airlangga dalam konferensi pers PPKM di Jakarta, Senin (21/2/2022).

Kemudian, terkait kasus bed occupancy rate (BOR) yang tinggi, dan kasus di atas 10 ribu, di Sumut BOR 31% dengan konversi 19%, Sulsel BOR 30% dengan konversi 16%, dan Kaltim BOR 29% konversi 23%.

"Meski meningkat, ketersediaan RS masih terkendali. Secara nasional 38% namun luar Jawa Bali kurang dari 30% kecuali Sumsel, Sulut, Sulteng, Bengkulu, Lampung, Kalsel, dan Sumut yang antara 31-35%, yang tinggi di Sumsel 46%," tambah Airlangga.

Dari jumlah isolasi terpusat yang tersedia, menurut Airlangga jumlahnya bisa ditingkatkan. "Sekarang tersedia 29.723 tempat tidur, bisa dinaikkan jadi 48.799. Dari 29 ribu yang tersedia baru terisi 5,89%," ucapnya.

Terkait vaksinasi, untuk dosis pertama masih ada 3 provinsi yang di bawah 70%, yakni Maluku, Papua Barat, dan Papua. Untuk dosis kedua yang berada di bawah 50% adalah Kalsel, Sultra, Sulteng, Sulbar, Maluku Utara, Aceh, Papua Barat, Maluku, dan Papua.

"Terkait vaksin booster, di seluruh provinsi luar Jawa Bali masih di bawah 10% dan capaian lansia masih ada 7 provinsi yang di bawah 60%, di mana untuk dosis kedua ada 25% yang di bawah 60%. Berdasarkan arahan Presiden Jokowi, dosis kedua dan lansia dipercepat ini jadi indikator penting," tukas Airlangga.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya